Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gegara Filler, Banyak Penumpang Diinterogasi saat Pemeriksaan Foto Paspor di Bandara

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Minggu, 06 Oktober 2024 |21:00 WIB
Gegara Filler, Banyak Penumpang Diinterogasi saat Pemeriksaan Foto Paspor di Bandara
Gegara filler, banyak penumpang diinterogasi di bandara. (Foto: Freepik)
A
A
A

PEMERIKSAAN paspor di Imigrasi saat melakukan perjalanan internasional menjadi momen yang cukup menegangkan bagi beberapa orang. Pasalnya, selain memeriksa kecocokan data, petugas imigrasi di bandara biasanya juga akan mencocokkan foto paspor dengan pemiliknya. 

Di balik kecanggihan penggunaan teknologi biometrik dan pengenalan wajah untuk pemeriksaan paspor, perubahan wajah yang signifikan pada pemilik paspor dapat menimbulkan pertanyaan tentang identitas mereka. Menurut penyedia liburan Travel Republic, masalah pengenalan wajah di bandara kini relatif umum terjadi dan dapat mengakibatkan penundaan atau bahkan pembatalan.

Melansir dari laman Euro News, Minggu (6/10/2024) dalam setahun belakangan, masalah satu ini rupanya cukup sering terjadi di dunia penerbangan. Hal ini seiring dengan maraknya tren kecantikan botoks dan filler yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap perubahan wajah seseorang. 

Misalnya, seperti yang pernah dialami oleh influencer TikTok, Joanne Prophet. Dia bercerita, ia pernah ditarik ke sebuah ruangan selama sekitar satu jam di Türkiye oleh enam petugas keamanan bandara. Menurut keterangan petugas bandara, hal tersebut lantaran foto paspornya yang berlaku selama 10 tahun dan diambil sebelum dia menjalani operasi plastik dan filler kosmetik, tidak sesuai dengan penampilannya saat ini. 

Joanne mengaku, foto paspornya itu memang dibuat sebelum ia menjalani implan payudara, veneer gigi, filler dagu dan bibir, operasi hidung, dan suntikan pelarutan lemak. Penampilan rambutnya juga telah berubah, dari pirang platinum menjadi pirang abu panjang dengan ekstension. 

Saat baru mendarat, Staf keamanan Bandara Manchester berkata kepada Joanne, bahwa botoks dan filler dapat menyebabkan penundaan perjalanan dan biaya tambahan. 

Gegara filler, banyak penumpang diinterogasi di bandara. (Foto: Freepik)
Gegara filler, banyak penumpang diinterogasi di bandara. (Foto: Freepik)

“Anda perlu memperbaikinya karena tidak mirip dengan Anda dan mungkin itulah sebabnya Anda terus ditarik,” ujar Joanne, menirukan ucapan salah satu staf keamanan bandara tersebut. 

Imbasnya, meskipun paspornya akan habis masa berlakunya setahun kemudian, saat itu Joanne lantas harus membayar untuk mendapatkan paspor baru. Kisah Joanne lantas sempat viral. Rupanya, dia bukan menjadi satu-satunya orang yang mengalami pengalaman buruk tersebut. Pasalnya, banyak juga orang-orang yang mengalami kasus serupa saat mendarat di sebuah bandara. 

“Kamera imigrasi Turki di bagian pemeriksaan paspor mendeteksi perubahan sekecil apa pun. Saya baru saja melakukan operasi hidung dan mereka terus-menerus mempertanyakan,” ujar komentar salah seoramg perempuan di TikTok.

“Mengingat banyak orang terbang untuk operasi, mereka perlu memperbaikinya,” kata Joanne.

Perempuan lain juga melaporkan mengalami pengalaman serupa di Cape Verde dan Singapura. Belajar dari beberapa kasus tersebut, pakar perjalanan lantas memperingatkan beberapa orang yang melakukan botoks atau filler agar mulai memperbarui foto paspor mereka. 

Mengingat, seperti yang disebutkan sebelumnya, saat ini dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi biometrik dan pengenalan wajah untuk pemeriksaan paspor, perubahan wajah yang signifikan dapat menimbulkan pertanyaan tentang identitas Anda.

 

“Komputer bandara menggunakan jarak antara pupil, telinga, hidung dan mulut, lebar mulut dan mata, dan banyak lainnya,” ujar Karolina Turowska, pakar fotografi biometrik dan perjalanan untuk Passport-Photo online. 

Pihak penyedia liburan bahkan mengingatkan wisatawan yang menjalani perbaikan wajah agar memiliki foto paspor yang menyerupai penampilannya saat ini.

Lantas, kapan foto paspor Anda perlu diperbarui?

Menurut peneliti pasar Fortune Business Insights, di Eropa, botoks dan filler menjadi belakangan menjadi tren. Bahkan, pasarnya diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,8 persen dan 6,3 persen pada 2030. Namun, sayangnya orang tidak selalu menyadari konsekuensi perubahan wajah ini terhadap rencana perjalanan mereka.

“Umumnya, perubahan kecil seperti gaya rambut baru, menumbuhkan janggut, atau sedikit perubahan berat badan tidak memerlukan paspor baru,” kata Gemma Brown, kepala produk di Travel Republic. 

“Namun, saat menjalani rekonstruksi wajah besar-besaran atau prosedur kosmetik yang mengubah fitur inti wajah Anda, Anda disarankan untuk memperbarui foto paspor Anda untuk memastikan identifikasi Anda tetap akurat,” katanya.

Namun, para ahli menegaskan, jika baru saja menjalani operasi dan harus segera melakukan penerbangan, pilihan terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan meminta dokter  untuk menulis catatan yang menjelaskan alasan mengapa Anda mungkin terlihat berbeda dari foto di paspor.
 

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement