PENYELIDIKAN publik menyoroti lebih dari 2 ribu kematian terkait layanan kesehatan mental di Essex memunculkan kisah tragis. Colin Flatt yang merupakan mantan pesepakbola meninggal tiga bulan setelah dikeluarkan dari unit kesehatan mental.
Merangkum dari BBC.com Jumat (20/9/2024), Flatt yang berusia 81 tahun dan pernah bermain di final FA Trophy di Wembley pada 1972 untuk Barnet, meninggalkan dunia sepakbola untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Namun, kisah hidupnya berakhir tragis setelah menjalani perawatan di bawah layanan kesehatan mental yang diduga gagal memberikan perawatan yang memadai.
Melanie Leahy, pasangan hidup Colin Flatt selama 20 tahun, menjadi salah satu sosok paling vokal dalam mendorong penyelidikan ini. Selain kehilangan Flatt, dia juga kehilangan putranya, Matthew, yang meninggal di bawah perawatan layanan kesehatan mental NHS Essex pada 2012.
Kedua tragedi ini memperkuat tekad Leahy dalam memperjuangkan keadilan. Dalam penyelidikan di Chelmsford, Leahy memberikan kesaksian emosional tentang kondisi Flatt sebelum meninggal.
“Bagaimana mungkin seorang pria berusia 80-an berakhir dengan dijaga oleh petugas keamanan, telanjang, berbaring di atas seprai yang basah karena urin di dasar tempat tidur rumah sakit saat menderita infeksi parah, itulah yang membuat saya hadir di sini hari ini. Dengan perasaan tak berdaya, saya hanya bisa melihat orang yang saya cintai semakin memburuk di depan mata saya,” kata Leahy penuh kesedihan.
Flatt, yang juga pernah bermain untuk Southend United, Leyton Orient, dan Romford pada era 1960 sampai 1970-an, awalnya dirawat di rumah sakit untuk masalah kesehatan fisik. Namun, staf medis kemudian memutuskan bahwa dia memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan mental yang dikelola oleh North East London NHS Foundation Trust (NELFT).
Namun, dalam waktu tiga bulan setelah keluar dari fasilitas tersebut, Flatt meninggal. Leahy mengungkapkan bahwa dia masih menunggu hasil pemeriksaan kematian Flatt dengan perasaan ‘ketakutan dan deja vu’, mengingat kematian putranya yang terjadi di bawah keadaan serupa.

Kematian Flatt hanyalah salah satu dari banyak kasus dalam penyelidikan ini. Alan Oxton, warga Essex, juga mengungkapkan kisah kematian ayahnya, Stephen, yang berusia 53 tahun dan bunuh diri di unit kesehatan mental The Lakes di Colchester pada 2012.
Oxton mengenang kenangan indah menonton pertandingan sepak bola bersama ayahnya, yang merupakan penggemar setia Arsenal. Namun, kepercayaannya runtuh setelah staf di The Lakes meyakinkan bahwa ayahnya aman, meski penyelidikan kemudian menemukan adanya kegagalan dalam perawatannya.
“Kematian ayah saya memiliki dampak bencana pada hidup saya sendiri, dan saya masih berjuang hingga hari ini,” kata Oxton.
Meskipun sudah ada berbagai penyelidikan, dia masih belum mengetahui dengan pasti bagaimana ayahnya meninggal, dan ketidakpastian ini terus menghantuinya. Kematian tragis lainnya yang diangkat dalam penyelidikan adalah Marion Turner, yang ditemukan meninggal di The Lakes setahun setelah kematian Stephen Oxton.
Ibunya, Martha Gaskell, datang dari Stoke-on-Trent untuk memberikan kesaksian mengenai perjalanan hidup putrinya. Turner adalah anak dari seorang tentara yang tewas dalam ledakan bom di Irlandia Utara. Dia kemudian menikah dengan seorang tentara dan berpindah-pindah negara, namun kondisi kesehatan mentalnya semakin memburuk seiring waktu.
“Saya merasa sangat yakin bahwa putri saya tidak mendapatkan perawatan yang dia butuhkan. Saya frustrasi, marah, dan sangat sakit hati karena tidak pernah didengarkan sebagai ibunya,” kata Gaskell penuh emosi.
Sementara itu, Paul Scott, kepala eksekutif Essex Partnership University Trust, yang mengelola sebagian besar layanan kesehatan mental di wilayah tersebut, menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dalam penyelidikan ini.