SEORANG pakar perjalanan memasukkan empat daftar destinasi wisata liburan yang sebaiknya dihindari oleh traveler atau pelancong. Terlebih bagi mereka yang ingin healing menghilangkan penat atau sekadar menenangkan pikiran.
Eropa adalah tempat paling tersibuk selama musim liburan. Padat dan ramai, adalah ciri khas destinasi yang sangat melimpah di sana.
Mengutip Express.co.uk, tempat-tempat yang ramai telah meningkatkan pajak untuk para turis. Terlalu ramai sampai membuat hari liburan terasa tidak istimewa bahkan cenderung bikin mumet.
Penelitian oleh Holidu menunjukkan bahwa Dubrovnik adalah tujuan wisata terpadat di dunia. Seorang pakar perjalanan, Sara Rodriguez telah berbagi empat destinasi di Eropa yang menurutnya sangat sibuk dan sebaiknya dihindari.
Meski menjadi salah satu desa tepi pantai yang paling indah di pesisir pantai, Sara mengatakan bahwa suasananya terlalu 'sibuk'.
"Jalan-jalan sempit itu penuh sesak dengan wisatawan lain. Suasananya terasa lebih ramai daripada indah dan harga-harganya terlalu mahal untuk turis. Saya merasa tidak pernah merasakan Positano yang sebenarnya di luar permukaannya yang kacau," ungkap Sara.
Untuk menginap di pulau Yunani, wisatawan harus membayar lebih untuk penginapan yang jauh lebih mahal daripada destinasi terdekat seperti Syros.
Menurut Sara, keramaian membuat orang enggan datang. "Ketika saya akhirnya pergi ke pulau Yunani ini, saya pikir tempat ini akan menjadi surga yang tenang. Meski pulau ini sangat indah, saya merasa bahwa pengunjung pesta dan wisatawan yang mabuk lebih menyukai tempat ini. Restorannya mahal dan pantainya ramai," kata dia.
Ini terjadi bahkan setelah Balai Kota Paris memutuskan untuk menaikkan pajak turis sebesar 200 persen untuk tahun 2024.
"Jalan-jalan raya Paris yang padat dan antrean yang tak pernah berakhir di tempat-tempat wisata seperti Menara Eiffel dan Louvre menguras kesabaran saya. Saya tidak begitu menikmati suasananya, tetapi saya menunggu untuk mengambil foto," terang Sara.
Namun pengalaman Sara sendiri tercemar oleh jalanan yang ramai. "Pusat kota dipenuhi dengan pesta bujangan yang gaduh mengendarai sepeda di jalanan yang ramai. Museum-museum penuh sesak dan reservasi di restoran tidak mungkin didapatkan," tandasnya.
(Rizka Diputra)