Jalur Pendakian Gunung Guntur Kembali Dibuka, Awas Jangan Bikin Api Unggun!
KABAR baik datang dari Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ya, jalur pendakian gunung tersebut mulai kembali dibuka untuk umum, setelah beberapa hari ditutup akibat kebakaran yang menghanguskan 200 hektare lahan.
Sejak insiden karhutla itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menutup jalur pendakian bagi wisatawan maupun masyarakat umum, karena dikhawatirkan membahayakan keselamatan serta menghindari potensi meluasnya kebakaran.
"Untuk pendakian hasil koordinasi Kanit Intel dengan BKSDA (jalur pendakian) tidak ditutup," ujar Kapolsek Tarogong Kaler, Iptu Sona Rahadian Amus saat dikonfirmasi wartawan, Selasa, 27 Agustus 2024.
Menurut dia, beberapa blok kawasan lahan hutan di Gunung Guntur yang terbakar sudah dilakukan pemadaman dan sekat bakar agar api tidak terus meluas, hingga akhirnya api dipastikan benar-benar padam pada Kamis, 22 Agustus 2024.
"Hasil pemantauan dari dua hari lalu sudah tidak ada api yang termonitor," imbuhnya.
Meski jalur pendakian telah dibuka lagi, namun pendaki maupun wisatawan diimbau agar tidak membuat api unggun atau kegiatan lainnya yang bisa memicu terjadinya karhutla.
"Hanya tetap diimbau untuk selalu waspada dan tidak membuat api unggun atau kegiatan-kegiatan lain yang bisa menyebabkan kebakaran," tegas Iptu Sona.
Mengutip laman Gunung Guntur memiliki ketinggian sekitar 2.249 meter di atas permukaan laut (mdpl), sehingga ia menjadi salah satu gunung tertinggi di Jawa Barat.
Gunung ini merupakan gunung berapi aktif yang dijadikan sebagai objek wisata pendakian favorit. Jalur pendakian Gunung Guntur ini cukup menantang, namun pemandangan yang ditawarkan sangat memukau.
Di sekitar gunung ini juga terdapat beberapa peninggalan sejarah, seperti situs-situs arkeologi dan bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu masa lampau.
Gunung Guntur dan sekitarnya termasuk kawasan konservasi penting untuk menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem alaminya. Kawasan ini juga berpotensi sebagai tempat penelitian ilmiah dan pendidikan lingkungan.
(Rizka Diputra)
