PEMERIKSAAN HER2 (Human Epidermal growth factor Receptor 2) Positif dan akses pengobatan yang merata menjadi kunci untuk meningkatkan prognosis pasien kanker payudara di Indonesia.
Seperti diketahui, tes HER2-Positif menjadi hal penting yang harus dilakukan. Sebab hasil tes HER2 dapat menentukan jenis pengobatan apa yang paling efektif untuk diberikan kepada pasien kanker payudara. Seperti diketahui, kanker payudara hanya diklasifikasikan sebagai HER2-Positif atau HER2-Negatif.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sekitar 55 persen kasus kanker payudara termasuk dalam kategori HER2-Low ini. Pasien dapat didiagnosis apakah memiliki kanker payudara HER2-Low atau lainnya dengan menjalankan Immunohistochemistry (IHC) atau Imunohistokimia (IHK) dan In Situ Hybridization (ISH).
Kanker payudara HER2-Low sering kali menunjukkan profil biologis yang berbeda dibandingkan dengan kanker payudara HER2-Positif dan HER2-Negatif. Adapun Kanker HER2-Low mewakili sebagian besar kanker payudara, dan penelitian menunjukkan lebih dari 50 persen dari seluruh kanker payudara adalah HER2-Low.
Dalam publikasi 'Metastatic HER2-Positive Breast Cancer: Is There an Optimal Sequence of Therapy? Curr Treat Options Oncol' disebutkan bahwa sekitar 15-20 persen kanker payudara adalah HER2-Positif. Kanker payudara HER2-positif ditandai dengan ekspresi berlebih dari protein HER2, yang mendorong pertumbuhan sel kanker.
Konsultan Hematologi Onkologi Medik (KHOM), dr. Cospiadi, SpPD, KHOM, kanker ini cenderung lebih agresif dibandingkan jenis kanker payudara lainnya, namun dapat diobati secara efektif dengan terapi target. Pada umumnya, pasien yang baru saja didiadgnosa dan belum menyebar biasanya melakukan pengobatan melalui kemoterapi dan endokrin terapi.
"Tidak ada pengobatan yang secara khusus ditargetkan untuk kanker payudara HER2-Low. Pasien kanker payudara HER2-Low akan menerima pilihan pengobatan standar tergantung pada prognosis kanker payudara mereka," ujar dr. Cosphi dalam siaran pers yang diterima Okezone, Rabu (21/8/2024).
Namun, pada 2022 FDA menyetujui penggunaan obat trastuzumab deruxtecan, antibody–drug conjugate (ADC) yang bukan hanya menargetkan HER2 positif, namun juga efektif untuk kanker payudara subtype HER2 Low. Dalam uji klinis, terapi ini terhadap HER2 Positif dapat memperpanjang kesintasan bebas penyakit empat kali lipat dibandingkan terapi standar.
Sementara pada HER2 Low yang sebelumnya memiliki keterbatasan dalam pemilihan terapi,terapi ini dapat memperpanjang kesintasan bebas penyakit dua kali lipat dibandingkan kemoterapi. Secara keseluruhan, mereka hidup enam bulan lebih lama dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan standar kemoterapi.
"Terapi Target HER2 memberi manfaat karena memiliki efektivitas tinggi dalam memperlambat dan menghentikan pertumbuhan kanker payudara HER2 positif," kata dr. Cosphi.
Lalu secara efek samping juga lebih kecil dibandingkan kemoterapi tradisional serta meningkatkan kelangsungan hidup dan mengurangi risiko kekambuhan pada pasien dengan kanker payudara HER2 positif.
“Sekarang, terapi HER2 tidak hanya menggunakan satu jenis obat, tetapi kombinasi dari beberapa obat, seperti Trastuzumab dan Pertuzumab. Terapi ini telah menunjukkan hasil yang lebih baik dalam memperpanjang masa hidup pasien dibandingkan dengan terapi tunggal sebelumnya,” tutur dr Cosphi.
Prognosis untuk pasien HER2 positif bisa sangat bervariasi. Dokter Cosphi mengatakan jika pasien berada pada stadium awal, maka akan memiliki peluang untuk bebas penyakit lebih tinggi antara 5-10 tahun. Terutama jika pasien mendapatkan terapi yang tepat.
Namun tidak demikian jika sudah pada posisi kanker stadium lanjut, maka fokus pengobatan akan lebih ke arah paliatif. Dalam hal ini lebih kepada perawatan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dimana tidak lagi mengarah pada penyembuhan penyakit, namun fokusnya akan pengurangan gejala, nyeri, serta stres yang diakibatkan oleh penyakit.
(Leonardus Selwyn)