KASUS kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mendadak jadi sorotan publik usai selebgram Cut Intan Nabila menceritakan masalah pribadinya di sosial media. Cut Intan mengungkapkan melalui akun Instagram pribadinya bahwa dia telah menjadi korban KDRT oleh suaminya, Armor Toreador, selama lima tahun pernikahan mereka.
“Selama ini saya bertahan karena anak, ini bukan pertama kalinya saya mengalami KDRT, ada puluhan video lain yang saya simpan sebagai bukti, 5 tahun sudah berumah tangga, banyak nama wanita mewarnai rumah tangga saya, beberapa bahkan teman saya,” cerita Cut Intan, dikutip dari Instagram pribadinya @cut.intannabila, Selasa (13/8/2024).
Kekerasan tersebut tidak hanya dialami oleh Cut Intan, tetapi juga oleh anak mereka yang baru lahir pada Juli 2024. Dalam rekaman CCTV yang dibagikan Cut Intan, terlihat bagaimana suaminya berulang kali memukul dan bahkan menendang Cut Intan dan anak mereka yang masih bayi.
Meskipun Cut Intan telah berulang kali memaafkan suaminya, kekerasan dan perselingkuhan tetap berlanjut, yang akhirnya mendorongnya untuk mengungkapkan kebenaran.
Kasus ini mencerminkan betapa pentingnya mengenali pola kekerasan dalam rumah tangga dan tidak ragu untuk mencari bantuan. Semakin lama korban berada dalam hubungan yang penuh kekerasan, semakin besar dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental mereka.
Berkaca dari kasus KDRT yang menimpa Cut Intan Nabila, yuk pelajari pola KDRT, sebagaimana dirangkum dari Mayoclinic, Selasa (13/8/2024).
Hubungan yang penuh kekerasan sering kali ditandai dengan ketidakseimbangan kekuasaan di mana pelaku menggunakan intimidasi dan kekerasan untuk mengendalikan korban. Tanda-tanda KDRT bisa bermacam-macam, mulai dari :
1. Penghinaan
2. Larangan berinteraksi dengan orang lain
3. Kontrol terhadap keuangan
4. Hingga ancaman atau kekerasan fisik dan seksual
Jika anda berada dalam situasi yang penuh kekerasan, anda mungkin juga akan mengenali pola ini:
1. Pelaku kekerasan mengancam dengan kekerasan
2. Pelaku kekerasan terhadapmu menyerang
3. Pelaku kekerasan meminta maaf, berjanji untuk berubah, dan menawarkan hadiah
4. Siklus itu berulang lagi
Semakin lama anda bertahan dalam hubungan yang penuh kekerasan, semakin besar pula dampak fisik dan emosional yang anda alami. Anda mungkin akan merasa terisolasi, takut, atau bahkan bersalah atas kekerasan yang mereka alami.
Dukungan dari keluarga, teman, atau lembaga yang berkompeten sangat penting untuk membantu korban keluar dari siklus kekerasan dan memulai hidup yang lebih aman.
(Leonardus Selwyn)