Mereka yang biasa bertani, pada akhirnya dituntut mencari usaha lain di kota orang. Dari mulai pedagang, menjadi tukang bangunan, jasa sol sepatu, termasuk juga pemangkas rambut.
Dari sekian banyak profesi baru itu, pemangkas rambut adalah yang paling menjanjikan. Sebab, para pria yang jadi target pasar setiap saat pasti datang ke tukang cukur untuk merapihkan rambut.
Apalagi, menjadi tukang cukur tidak membutuhkan modal besar. Mereka bisa mencukur di sembarang tempat, termasuk di bawah pohon rindang.
Dari sinilah awal mula para perantau Garut turut menambah persebaran jasa pemangkas rambut di perkotaan yang sebenarnya sudah ada sejak masa kolonial. Dan, dari sini pula asal-muasal kata "Asgar" muncul.
(Rina Anggraeni)