Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ritual Khusus Penambah Energi Gaib Pada Proses Pembuatan Kostum Bantengan Asal Malang

Avirista Midaada , Jurnalis-Sabtu, 20 Juli 2024 |18:00 WIB
Ritual Khusus Penambah Energi Gaib Pada Proses Pembuatan Kostum Bantengan Asal Malang
Seni tradisional warisan Kerajaan Singasari asal Malang. (Foto: Okezone/Avirista Midaada)
A
A
A

BANTENGAN merupakan seni tradisional warisan Kerajaan Singasari asal Malang. Kesenian ini awalnya dimainkan oleh grup pencak silat di masanya, tapi kini seni yang terukir di Candi Jago, warisan Raja Singasari Wisnuwardhana berkembang pesat.

Seniman bantengan Malang Takim Galogo Jati mengakui, perkembangan signifikan dari bantengan. Bahkan kini seni bantengan ini dimainkan di beberapa daerah di luar Malang, yang dahulunya menjadi wilayah Kerajaan Singasari.

"Bantengan dimainkan di Jawa saja, adanya di Jawa Timur saja, terutama yang di wilayah Singosari, di lereng Semeru, Arjuno Kawi, lereng kendeng. Wilayah Kerajaannya Singasari," tutur Takim Galogo Jati, ditemui MNC Portal di kediamannya di Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Menurutnya, pada pertunjukan bantengan itu ada ciri khas di masing-masing daerah yang berbeda-beda. Perbedaan itu mulai dari bentuk bantengan yang menyerupai barongsai, yang dimainkan dua orang hingga cara ritualnya.

Seni tradisional warisan Kerajaan Singasari asal Malang. (Foto: Okezone/Avirista Midaada)
Seni tradisional warisan Kerajaan Singasari asal Malang. (Foto: Okezone/Avirista Midaada)

"Saya mencontohkan di wilayah Batu itu tidak pakai keranjang atau rangka, kalau di sini (Malang) pakai beda, itu biar lebih kelihatan saja kalau pakai kerangka. Beda mungkin cara memainkan, cara ritualnya mungkin nggak sama. Karena itulah kita tetap berpedoman bahwa memegang kearifan lokal masing-masing daerah," katanya.

Pada proses ritualnya dikatakan Takim, sama halnya dengan kesenian tradisional jaranan yang memiliki unsur mistis. Di bantengan pun ada hal-hal mistis yang harus dilakukan untuk agar kesenian ini menarik.

"Syaratnya wiwiti (mengawali) ada permulaan buat itu pun ada ritualnya," ucap pria berusia 53 tahun ini.

 

Ritual itu bahkan disebut Takim mulai dari proses pembuatan kostum bantengan. Selama ini kostum bantengan dibuat dari kayu menyerupai kepala banteng, dengan tanduknya dari tanduk sapi atau kerbau.

Saat proses pembuatan itulah biasanya ada beberapa pembuat yang memerlukan ritual khusus, agar bantengannya memiliki energi gaib kuat. Beberapa ritual di antaranya puasa putih, atau hanya makan nasi saja, hingga tirakat bertapa beberapa waktu tertentu, pernah dia dapati.

"Ada faktor X nya, karena kalau pengrajin yang mungkin secepatnya selesai biar cepat waktu. Cuma kalau pelaku-pelaku seni Bantengan, itu akan berproses juga (untuk menjalani ritual) dan itu mau makan waktu cukup lama," tuturnya.

Makanya kata dia, proses pembuatan kostum bantengan itu terkadang memakan waktu dua hari hingga ada yang mencapai dua bulan. Semakin lama ritual, semakin lama waktu pengerjaannya, tapi semakin kuat energinya, sehingga memunculkan pertunjukan bantengan yang lebih menarik.

"Kalau energi dan kualitasnya ya pasti beda. Cuma kan yang merasakan penonton, kalau kita ya tetap saja acuan kita sama-sama pembuat pengerajin. Kita tidak ada perbedaan, tidak ada sekat-sekat, kalau kamu menjalankan seperti itu ya jalankan. Kita seperti ini, yang jelas sama-sama punya satu tujuan untuk melestarikan menguri-uri budaya warisan tradisi," katanya.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement