ANGKA stunting di Indonesia masih belum mencapai target sebesar 14 persen, meskipun persentasenya turun dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen di 2022. Padahal untuk menekan angka tersebut bisa dilakukan dengan mengkonsumsi sumber protein seperti susu dan telur.
Hal ini seperti diungkap oleh Guru Besar Pangan dan Gizi IPB Prof. Ali Khomsan. Menurutnya, pemberian makanan tambahan berprotein seperti sumber protein seperti susu dan telur dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak.
"Jika mengacu pada studi-studi pemberian makanan tambahan pada target anak stunting, pemberian makanan tambahan dapat berupa sumber protein seperti susu dan telur selama jangka waktu tertentu dapat memberikan dampak positif terhadap status gizi anak," katanya, Selasa 16 Juli 2024.

Lebih lanjut, selain pemberian makanan berprotein, Prof. Ali menyampaikan bahwa peningkatan pengetahuan gizi bagi orang tua dan kader juga patut dilakukan untuk mendukung upaya perbaikan status gizi. Dia menilai upaya ini tidak boleh dikesampingkan karena peranannya tak kalah penting.
Menekan angka stunting di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Banyak pihak swasta yang juga menggelar program untuk meningkatkan gizi anak Indonesia untuk mencegah stunting.
Program 100 Hari Pendampingan Gizi ialah intervensi gizi kepada anak stunting usia 12 hingga 60 bulan, melalui pemberian satu gelas susu terfortifikasi dan satu butir telur setiap hari selama 100 hari.
Hal ini dilakukan untuk menambah asupan protein dan zat gizi mikro guna mendukung peningkatkan kualitas asupan gizi sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan status gizi anak. Program ini telah menjangkau lebih dari 600 anak di delapan provinsi.
Kegiatan lain yang tak lupa dilakukan ialah sesi edukasi bagi para kader dan orang tua mengenai pentingnya gizi, tumbuh kembang, pola asuh, dan pola hidup bersih sebagai dukungan untuk memberikan lingkungan yang baik untuk dukung tumbuh kembang anak.
Samer menyebut, program ini dilaksanakan di delapan provinsi diantaranya Ngada, NTT; Barito Selatan, Kalimantan Tengah; Lhokseumawe, Aceh; dan Rejang Lebong, Bengkulu, Pasuruan, Jawa Timur; Batang, Jawa Tengah; Karawang dan Sukabumi, Jawa Barat; dan Pandeglang, Banten.
(Leonardus Selwyn)