Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Suhu Pulau Jawa Terasa Lebih Dingin di Malam Hari, Ternyata Ini Penyebabnya

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Selasa, 16 Juli 2024 |17:12 WIB
Suhu Pulau Jawa Terasa Lebih Dingin di Malam Hari, Ternyata Ini Penyebabnya
Fenomena embun es atau upas di kawasan Dieng, Wonosobo akibat penurunan suhu di Pulau Jawa (Foto: Instagram/@sri_bintang98)
A
A
A

BELAKANGAN ini, Pulau Jawa berada pada suhu di bawah rata-rata. Hal ini membuat kondisi udara cukup dingin atau sejuk memasuki malam hari. Ternyata, ada penjelasan ilmiah mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Seperti diketahui, beberapa wilayah yang berada di dataran di Pulau Jawa memiliki suhu yang cukup dingin. Bahkan, bisa menyentuh angka nol derajat celsius. Hal ini membuat embun menjadi beku sehingga rumput dan permukaan yang tertutup embun diselimuti es.

Melansir laman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebenarnya ini merupakan fenomena tahunan. Puncaknya akan terjadi pada musim kemarau antara Juli sampai September.

Pesona Wisata Negeri di Atas Awan Paling Ciamik

BMKG menyebut bahwa hal ini terjadi akibat adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia yang berada dalam periode musim dingin. Hal ini menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu dingin di malam hari. 

Sebab, tak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

 

Selain itu, ini juga merupakan dampak dari aphelion yang merupakan fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Aphelion merupakan fenomena saat posisi matahari berada pada titik terjauh dari bumi.

Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi setiap tahun. Bahkan, hal ini pula yang menyebabkan beberapa tempat, seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.

Fenomena ini dapat terlihat dengan langit yang cenderung lebih bersih yang akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar. Sehingga membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement