Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perangkat Kecil Ini Mampu Bantu Seseorang Berbicara Tanpa Gunakan Pita Suara

Lulu Az Zahra , Jurnalis-Selasa, 16 Juli 2024 |20:00 WIB
Perangkat Kecil Ini Mampu Bantu Seseorang Berbicara Tanpa Gunakan Pita Suara
Alat tambal tenggorokan. (Foto: Oddity Central)
A
A
A

PARA peneliti di University of California baru-baru ini menciptakan alat tambal tenggorokan bertenaga mandiri yang menggunakan pembelajaran mesin. Alat tambal tenggorokan ini dapat membantu orang berbicara tanpa pita suara dengan menerjemahkan gerakan otot menjadi sebuah ucapan.

Throat Patch atau alat tambal tenggorokan ini merupakan ide yang mucul dari Jun Chen, asisten profesor bioteknologi di Universitas California, Los Angeles, setelah pita suaranya lelah akibat mengajar selama beberapa jam. Ide ini mendorongnya untuk menciptakan perangkat bantu bicara non-invasif yang inovatif.

Melansir dari Oddity Central pada Selasa (16/7/2024), awalnya, Jun Chen memikirkan cara untuk membantu seseorang berbicara tanpa menggunakan pita suaranya. Dengan bantuan rekan-rekannya di Universitas California, dia kemudian merancang patch inovatif yang menempel di tenggorokan pengguna dengan menggunakan teknologi AI.

Teknologi tersebut dimanfaatkan untuk mengartikan gerakan otot mereka menjadi ucapan. Keunggulan utama dari perangkat ringan ini adalah tahan terhadap keringat di kulit dan juga kemampuannya dalam memanfaatkan gerakan otot pengguna untuk menghasilkan listrik, sehingga tidak memerlukan baterai untuk beroperasi.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature Scientific Journal, Prof Jun Chen dan timnya menjelaskan cara kerja perangkat tambal tenggorokan ringan, hanya seberat 7,2 gram yang mampu beroperasi secara mandiri.

Alat tambal tenggorokan

Perangkat mungil ini terdiri dari lima lapisan tipis, termasuk bahan yang dapat merespon gerakan halus pada otot tenggorokan.

Saat pengguna melakukan gerakan yang diperlukan untuk mengucapkan sebuah frasa, bahan tersebut merespons dengan menghasilkan sinyal listrik. Sinyal listrik ini kemudian dapat diterjemahkan ke dalam ucapan dengan bantuan teknologi pembelajaran mesin. Lapisan luar tambalan tersebut terbuat dari silikon dan mikromagnet yang menghasilkan medan magnet bervariasi seiring dengan gerakan otot.

Dua lapisan tengah lainnya terbuat dari gulungan kawat tembaga yang mengubah perubahan medan magnet menjadi impuls listrik. Chen dan rekan-rekannya memasukkan impuls listrik ke algoritma pembelajaran mesin yang akhirnya dapat mengubahnya menjadi frasa lisan.

Namun, untuk melatih algoritme tersebut, delapan partisipan dalam penelitian ini harus mengucapkan lima frasa pendek masing-masing 100 kali sambil mengenakan penutup kepala.

Hal ini harus mereka lakukan agar algoritme tersebut dapat belajar mengaitkan setiap frasa dengan gerakan otot spesifiknya. Studi tersebut menunjukkan bahwa algoritme tersebut memiliki tingkat akurasi sekitar 95 persen dalam menerjemahkan impuls listrik patch menjadi ucapan. Bahkan, ketika frasa diucapkan dengan lantang maupun tanpa suara.

Tingkat akurasi ini menunjukkan bahwa algoritme tersebut dapat dengan andal menafsirkan bentuk gelombang dan menerjemahkannya ke dalam ucapan. Namun, Prof Chen menunjukkan bahwa penelitiannya juga memiliki keterbatasan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement