PULAU Flores diproyeksikan menjadi destinasi utama wisata religi Katolik di Indonesia oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Seperti diketahui, agama Katolik menjadi agama mayoritas di Flores. Lantas, apa saja potensi wisata religi dari Pulau yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini?
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh berujar bahwa Pulau Flores memiliki potensi wisata religi yang sangat kuat.
Wisata religi Katolik di Pulau Flores merupakan salah satu jenis wisata yang populer terutama karena sejarah dan warisan gereja Katolik, serta inkulturasinya dengan budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
Tak kurang dari 2.710 gereja Katolik tersebar di daratan Pulau Flores. Selain itu, terdapat biara tua dan bersejarah, situs Gua Maria yang menjadi tujuan ziarah umat Katolik, serta seminari-seminari menengah dan tinggi Katolik yang mendukung warisan sejarah kekatolikan di Pulau Flores.
"Kita punya modal yang kuat, karena kita memiliki aset yakni potensi budaya dan religi yang sudah berkembang dan mengakar di Flores,” ujar Frans, dalam keterangan tertulis yang diterima MPI.
“Kita harapkan hal ini bisa menjadi satu modal untuk dapat kita skenariokan bersama ke sesuatu yang lebih konkret seperti penataan amenitas di sekitar pusat-pusat aktivitas wisata religi dan membuat peta perjalanan wisata,” imbuh dia.
Guna mencapai target tersebut, BPOLBF lantas berkoordinasi dan berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan dari berbagai wilayah di Pulau Flores.
Mulai dari wilayah Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Larantuka, Keuskupan Maumere, Keuskupan Ruteng, Kevikepan Labuan Bajo dan Dinas Pariwisata di 9 Kabupaten di Pulau Flores.
Koordinasi tersebut dilaksanakan melalui Focus Group Discussion (FGD) terkait ‘Potensi dan Strategi Pengembangan Wisata Religi Katolik di Pulau Flores’, yang diselenggarakan secara virtual beberapa waktu lalu.
Tujuannya, yakni untuk menghasilkan gagasan dan aksi konkret dalam meningkatkan daya tarik wisata religi Katolik di Pulau Flores.
Selain itu, harapannya tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat, namun juga memperkaya pengalaman spiritual para wisatawan.
“FGD ini BPOLBF selenggarakan agar seluruh pusat kekuatan kita, yang terwakilkan dari keuskupan-keuskupan yang ada di Pulau Flores ini bisa memberi energi, memberikan nilai spiritualitas dan di sisi lain terus merawat nilai konservasi, sosial budaya, dan juga kepariwisataan yang holistik," terang Frans.
FGD ini juga dirancang untuk menjadi sarana lintas pemangku kepentingan dalam mengembangkan pusat-pusat aktivitas pariwisata religi. Kemudian juga bisa menciptakan model pengelolaan destinasi pariwisata religi di Pulau Flores, dan mempromosikan jalur wisata religi Katolik yang terintegrasi di daratan Pulau Flores.
Terakhir, yakni diharapkan agar bisa menyediakan travel pattern alias semacam peta perjalanan wisata ziarah religi katolik di Pulau Flores, dan mengembangkan event-event atau festival religi yang berskala nasional dan internasional.