KOREA Utara mengeluarkan larangan pemakaian gaun pengantin hingga bahasa gaul. Langkah itu diambil sebagai upaya melawan pengaruh Korea Selatan.
Menurut laporan yang dihimpun, penggeledahan rumah telah meningkat sejak tahun 2021, di mana para pejabat mencari tanda-tanda masuknya pengaruh budaya luar, demikian kantor berita Yonhap melaporkan.
Tanda-tandannya di antaranya mengenakan gaun pengantin berwarna putih atau pengantin pria mengangkat pengantin wanita di punggungnya.
Telepon genggam atau ponsel juga tak luput digeledah dan diperiksa untuk menemukan bahasa gaul dari Korea Selatan dalam pesan dan kontak.
Selain itu, kacamata hitam juga dianggap terlarang karena kontra-revolusioner. Meski sebenarnya pemimpin Korea Utara Kim Jong-n juga kerap memakai kacamata hitam, namun ayahnya juga menyebut pakaian sehari-hari tertentu sebagai sesuatu yang kontra-revolusioner, termasuk celana jins.
Tindakan keras terhadap budaya buatan Korea Selatan terlihat lebih parah. Undang-undang tahun 2020 menetapkan menonton atau mendistribusikan hiburan Korea Selatan dapat dihukum mati.
Bahkan seorang petani berusia 22 tahun dibunuh karena mendengarkan 70 lagu, menonton tiga film, dan mendistribusikannya, demikian lapor BBC.
Diperkirakan ini adalah satu-satunya laporan mengenai eksekusi yang dilakukan berdasarkan hukum penolakan ideologi dan budaya reaksioner. Sebuah video dari awal tahun ini juga menunjukkan dua remaja dijatuhi hukuman kerja paksa karena kejahatan serupa.
(Rizka Diputra)