DUNIA penerbangan digegerkan oleh insiden Korean Air KE189 yang mengalami kesalahan parah setelah turun 26.900 kaki hanya dalam 15 menit, dan mengakibatkan 17 penumpang dirawat di rumah sakit.
Usai dibuat ngeri dengan kasus turbulensi Singapore Airlines beberapa waktu lalu, kini banyak penumpang yang dibuat trauma dengan insiden Korean Air KE189 tersebut.
Dari beberapa insiden tersebut, tidak sedikit yang juga yang jadi penasaran, apakah yang akan terjadi jika pesawat mendadak mati mesin saat mengudara?
Mungkin, selama ini banyak penumpang yang mengira jika pesawat mati mesin di udara saat melakukan penerbangan karena terjadi masalah, hal tersebut berarti pesawat akan langsung terjun bebas dan jatuh.
Namun sebenarnya tidak semenakutkan itu, karena perlu diingat bahwa pesawat termasuk moda transportasi yang paling aman yang pernah ada. Hal itu mengacu pada rendahnya angka kasus kecelakaan yang terjadi pada transportasi ini dibanding moda transportasi lainnya.
Hal tersebut tentu saja karena kombinasi dan pemanfaatan berbagai teknologi canggih pada pesawat sehingga mampu memprediksi segala kemungkinan potensi terjadinya kecelakaan pesawat seperti cuaca, kepadatan udara, ketinggian permukaan tanah dan lain sebagainya.

Hal ini juga didukung oleh data statistik yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat atau United States National Safety Council yang mengatakan bahwa, angka peluang untuk meninggal dalam kecelakaan mobil adalah 1 banding 103, sementara bersepeda 1 banding 4047 dan penerbangan pesawat 1 banding 188.364.
Lantas, apa yang terjadi jika pesawat mengalami mati mesin saat penerbangan? Berikut ulasannya, melansir dari laman Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto, Rabu (26/6/2024).
Pada dasarnya, mesin pesawat adalah penyedia sumber daya saat pesawat terbang di udara, dan mesin pesawat mencakup daya listrik maupun daya dorong. Daya dorong pada mesin berfungsi meningkatkan kecepatan aliran udara yang mengalir pada kedua permukaan sayap untuk menghasilkan daya angkat.
Maka, ketika daya dorong tersebut hilang hal tersebut akan menyebabkan hilangnya daya angkat pada pesawat.
Akan tetapi, meskipun demikian daya angkat pesawat tidak akan hilang saat itu juga. Melainkan daya angkat tersebut akan berkurang secara periodik seiring berkurangnya kecepatan pesawat.
Adapun badan dan sayap pesawat mempunyai desain aerodinamis dengan sistem kerja yang menyerupai burung yang sedang terbang. Saat insiden mati mesin terjadi, pesawat masih bisa melayang berkat desain saya yang aerodinamis tersebut.
Ketika pesawat mati mesin di udara, sebenarnya daya listrik masih dipasok oleh auxiliary power unit atau APU yang berada pada ekor pesawat.
Namun, juga didapati kondisi dimana APU pun tidak bisa berfungsi dengan baik. Maka, pasokan daya listrik akan disediakan oleh Ram Air Turbine atau RAT yang berfungsi untuk menjaga sistem komunikasi dan kontrol pesawat tetap aktif.
Penyebab pesawat mati mesin di udara
Bicara soal pesawat mati mesin di udara, sebagaimana yang dikutip dari majalah Angkasa bahwa faktor yang dapat menyebabkan mesin pesawat mati ada banyak, salah satu diantaranya adalah semprotan air. Meskipun persentasenya kecil, namun hal ini sangat berbahaya jika diabaikan.
Oleh karenanya, setiap produsen mesin pesawat akan menyemprotkan air dalam jumlah yang banyak untuk mengecek dan mengetahui kondisi mesin apakah langsung mati (flame out) atau tidak.
Sehingga, tak heran jika beberapa ahli di sektor aviasi bahkan mengatakan bahwa water ingestion menjadi satu di antara penyebab paling potensial pesawat mati mesin.

Kondisi pesawat mati mesin ini disebabkan karena mesin terlalu banyak menyerap air sehingga beberapa bagiannya mengalami gagal fungsi dan berimplikasi secara langsung pada matinya mesin pesawat. Dan dalam konteks mesin mati di udara, maka hal ini bisa disebabkan oleh terpaan air hujan saat mengudara.
Sebagai contoh, pada insiden yang terjadi pada Garuda Indonesia yang menggunakan pesawat berjenis Boeing yang melakukan pendaratan darurat di Sungai Bengawan Solo pada 2002 silam, berhasil membuat para pengamat terkaget-kaget lantaran mesin pesawat mendadak mati setelah menembus gumpalan awan cumulonimbus.
Selain karena terdapat banyak kandungan air, mesin pesawat juga dapat mendadak mati saat terjadi stall.
Hal tersebut terjadi saat pesawat terhempas oleh aliran udara yang sangat kuat yang membuat kondisi mesin pesawat tidak lagi optimal dalam mendapatkan aliran udara linear, yang selanjutnya membuat mesin mengalami turbulensi.
Penyebab lain terjadinya pesawat mati mesin di udara adalah karena tidak tercapainya perbandingan yang tepat dalam proses pencampuran bahan bakar dengan udara dan selanjutnya akan menimbulkan letupan-letupan.
Proses satu ini yang sering disebut sebagai engine stall atau mesin mati. Dan beberapa penyebab lain seperti abu vulkanik, menabrak burung, hujan es serta faktor usia yang kaitannya dengan masa pakai pesawat terbang.
Pesawat tetap bisa dikendalikan meski mesin mati
Setiap pilot pesawat terbang sudah dilatih untuk menghadapi berbagai kondisi penerbangan mulai dari lepas landas, terbang di atas langit hingga pendaratan dan tidak ketinggalan adalah pelatihan untuk menghadapi keadaan darurat seperti mesin yang mati saat di udara.
Selain pesawat yang didesain dan dilengkapi dengan peralatan yang canggih, pilot yang bertugas saat penerbangan juga sudah terlatih dengan baik menangani kemungkinan buruk. Selama pilot tersebut bisa mengontrol aileron, elevator dan rudder maka proses pendaratan darurat dapat dilakukan.
Seorang penulis buku 'Cockpit Confidential', Patrick Smith mengungkapkan, mesin pesawat yang mati di udara tetap bisa beroperasi dan memberikan tenaga pada beberapa sistem krusial, akan tetapi tidak dapat memberikan dorongan.

Sadar atau tidak para penumpang sering terbang tanpa dorongan mesin dan hal tersebut dilakukan hampir setiap penerbangan.
Jika masalah mesin bertambah parah selama penerbangan, maka pilot akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dan apabila tidak semakin parah, maka pilot dapat mematikan mesin, kemudian terus terbang dengan satu mesin (pesawat sudah didesain dengan mesin ganda) dan menyatakan keadaan darurat serta melakukan pendaratan darurat ke bandara terdekat.
(Rizka Diputra)