SEORANG wanita dicegat petugas keamanan bandara dalam upaya perjalanannya menuju Australia. Ia mendadak dihentikan lantaran ditemuka barang mencurigakan melalui alat pemindai bea cukai.
Jessica Manning (30), seorang pasien transplantasi jantung dan hati hendak melakukan perjalanan dari Selandia Baru ke Australia. Ia kedapatan membawa jantung lamanya yang disimpan dalam tas.
“Dia tidak begitu tahu apa yang harus dilakukan dengan benda itu jadi dia pergi untuk berbicara dengan atasannya, dan saat itulah air mata saya mulai mengalir, karena pria itu sangat baik dan saya mengerti dia hanya bersikap sangat berhati-hati," kata Manning menjelaskan perlakuan petugas bandara terhadapnya, sebagaimana dilansir dari NZ Herald.
Petugas mencegatnya lantaran khawatir benda yang dibawanya tersebut dapat membawa penyakit baru ke negara itu. "Dia (petugas) tidak ingin saya membawa penyakit yang membahayakan Australia," sambungnya.
“Saya berada di sana selama sekitar satu jam untuk mencoba membawa jantung ini ke Australia. Tapi aku memilikinya sekarang dan aman di lemariku," ucap Manning.
Jessica Manning (Foto: TikTok/Caters)
Pada ulang tahunnya yang ketiga, dia sudah menjalani dua kali operasi jantung terbuka, dan menjalani operasi lagi untuk menutup lubang kecil sebelum berusia enam tahun.
Pada usia 25 tahun, Manning menjalani transplantasi jantung dan hati, setelah menjalani operasi alat pacu jantung dan operasi paru-paru darurat beberapa tahun sebelumnya.
Kendati dia tidak mengalami komplikasi apapun sejak menerima transplantasi, dia masih harus minum obat seumur hidupnya sebagai tindak pencegahan.
Berbicara kepada NZ Herald, Manning mengaku sejak menjalani transplantasi, dirinya kini tahu seperti apa rasanya 'normal'.
“Saya selalu kesulitan bernapas dan tidak melakukan (tindakan tertentu) karena saya tidak bisa bernapas, dan sekarang saya benar-benar bisa bernapas. Semua orang bertanya kepada saya, 'Apa bagian terbaik dari transplantasi?, dan saya hanya menjawab; 'Saya bisa bernapas’," tuturnya.
Kini, saat bekerja sebagai guru, Manning memutuskan untuk mendonorkan hati dan jantungnya untuk penelitian namun 10 bulan lalu, dia menerima telepon yang berarti dia akan mendapatkan jantung lamanya kembali.
“Saya bukan orang Māori (suku tradisional di Selandia Baru), namun menurut saya kepercayaan tersebut sangat keren, namun sebenarnya saya mendonasikan kedua organ tubuh saya untuk penelitian medis dan sains, itulah sebabnya saya tidak memiliki hati, karena saya kuliah di universitas untuk studi tentang sirosis hati," sebut Manning.
“Sekitar 10 bulan kemudian, saya menerima telepon yang menyatakan mereka tidak lagi membutuhkan hati saya dan menanyakan apakah saya menginginkannya kembali. Saya mengiyakan karena saya ingin menguburkannya di properti yang berarti bagi saya, jadi mungkin rumah pertama yang saya beli, lalu saya ingin menanam pohon di atasnya,” tutupnya.
(Rizka Diputra)