SERANGAN jantung koroner sering kali dianggap sebagai kondisi yang hanya menyerang orangtua. Namun, serangan jantung juga dapat terjadi pada usia muda. Seperti kasus yang dialami pria berusia 20 tahun yang mengalami serangan jantung koroner dengan gejala yang sangat khas.
Melansir dari video yang diunggah oleh dr. Muhammad Fajri Adda’i, Senin (10/6/2024), pria muda ini datang ke unit gawat darurat (UGD) dengan keluhan nyeri dada hebat yang intensitas skalanya mencapai delapan dari 10. Nyeri ini kemudian menjalar ke belakang dan disertai dengan rasa seperti ditindih, mual, muntah, dan keringat dingin.
Dokter Muhammad Fajri Adda’i mengklaim bahwa pria ini tidak memiliki faktor risiko tradisional seperti hipertensi, kencing manis, dislipidemia atau gangguan lemak. Namun, dia memiliki riwayat merokok selama tujuh tahun terakhir dengan mengonsumsi satu hingga tiga bungkus rokok per harinya.
Selain itu, faktor risiko lain yang mungkin dapat menyebabkan pria muda ini mengalami serangan jantung koroner adalah riwayat keluarga yang sebelumya juga terkena serangan jantung. Selanjutnya pria tersebut harus segera menjalani EKG atau rekam jantung dalam waktu 10 menit untuk memeriksa aktivitas jantungnya.

Hasil EKG menunjukkan adanya STEMI (Sumbatan total arteri koroner jantung) anteror ekstensif luas. STEMI merupakan gejala khas pada seseorang yang menderita serangan jantung akut dan harus segera di tanggulangi lebih lanjut. Untuk itu, dalam waktu 90 menit pria tersebut harus segera melakukan tindakan untuk membuka sumbatan total pada pembuluh darah koronernya.
Hal tersebut membuat pria muda ini dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kateterisasi untuk membuka sumbatan tersebut. Berkaca pada kasus yang dialami pria berusia 20 tahun tersebut, dr. Muhammad Fajri Adda’i menekankan pentingnya menghindari serangan jantung dengan mengontrol gula darah.
Hal ini penting untuk mencegah kencing manis serta menjaga kolesterol dan tekanan darah agar tidak tinggi. Selain itu, dr. Muhammad Fajri Adda’i juga menyarankan untuk menjaga lingkar perut agar tidak mengalami obesitas. Menurutnya, indeks masa tubuh seseorang sebaiknya berada di bawah 23,5 kg/m².