MEROKOK dan konsumsi alkohol adalah dua kebiasaan yang telah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang di seluruh dunia. Meskipun keduanya sering dianggap sebagai cara untuk mengatasi stres atau mencari kenikmatan sesaat, hal ini memiliki dampak jangka panjang yang dapat merugikan kesehatan.
Dokter sekaligus Influencer Kesehatan, dr. Tirta memberikan pandangan mengenai gejala dan bahaya yang ditimbulkan oleh rokok dan alkohol ketika dikonsumsi secara berlebihan dalam video podcast di akun Youtube HAS Creative yang di rangkum pada Kamis, 6 Juni 2024.
Menurutnya, gejala yang ditimbulkan dari merokok berlebihan dapat terlihat dari hal-hal yang tampak sederhana namun berbahaya, seperti batuk dengan dahak putih di pagi hari.
Ini merupakan indikasi bahwa tubuh telah mulai mengalami kerusakan karena paparan nikotin dan zat-zat kimia berbahaya lain yang ada di dalam rokok. Selain dahak putih, terkadang juga terdapat dahak berwarna coklat pada perokok yang telah berlebihan.
Warna coklat pada dahak disebabkan oleh asap rokok yang terperangkap dalam tubuh. Menurutnya, asap rokok dapat memasuki tubuh tetapi sulit untuk dikeluarkan, sehingga mengendap di paru-paru dan saluran pernapasan.
Jika kebiasaan ini terus berlanjut, risiko terkena penyakit jantung atau bahkan kematian pada usia 45-50 tahun akan semakin meningkat. Namun, risiko tersebut tidak banyak dialami oleh para perokok zaman dahulu.

Dokter Tirta menekankan bahwa terdapat perbedaan pola hidup dan lingkungan yang membuat dampak negatif dari merokok semakin parah di zaman modern ini. Dia mengklaim bahwa belum terdapat polusi di zaman dahulu dan orang-orang yang merokok cenderung memiliki gaya hidup yang lebih aktif dan sehat secara keseluruhan.
Mereka sering berjalan kaki hingga 10.000 langkah per hari dan menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi utama, karena pada masa itu belum ada sepeda motor. Selain itu, mereka juga mengonsumsi makanan yang direbus dan belum terkontaminasi oleh bahan pengawet. Terutama dalam hal rokok, mereka cenderung menggunakan rokok tingwe.
Dengan semua kebiasaan tersebut, mereka secara tidak langsung menghindari paparan karsinogenik meskipun mereka merokok. Berbeda dengan perokok di zaman sekarang, sebagian dari mereka cenderung melibatkan diri dalam aktivitas yang kurang sehat.
Banyak di antara mereka yang merokok sambil mengonsumsi minuman beralkohol, menghabiskan waktu dengan malas-malasan, menggunakan layanan pembelian makanan online, bahkan tidak pernah berolahraga. Hal tersebut dapat menyebabkan mereka terkena serangan jantung ketika di usia 45 tahun.