GUNUNG Everest kembali meminta tumbal nyawa. Seorang pendaki asal Kenya, Joshua Cheruiyot Kirui awalnya dilaporkan hilang bersama pemandunya pada Rabu 22 Mei 2024 lalu. Ia pun dikabarkan tewas keesokan harinya setelah dikonfirmas oleh pejabat berwenang.
Departemen Pariwisata Nepal mengungkapkan, tim evakuasi menemukan jasad korban sekitar 61 kaki atau 19 meter di bawah puncak Everest. Demikian menurut laporan ABC News.
Hilang di atas Hillary Step, Kirui juga diketahui tengah menjalankan misi untuk mencapai puncak tertinggi di dunia tanpa membawa oksigen tambahan dan berupaya menjadi orang Afrika pertama yang meraih prestasi tersebut.
“Upaya tanpa oksigen memiliki persiapan dan risiko tersendiri,” tulis Kirui di Instagram sebelum upayanya mencapai puncak berujung kematian.
"Akhirnya. Malam ini kita berangkat. Rotasi Puncak. Setelah 10 hari basecamp," tambahnya.
Nawang Sherpa, pemandu asal Nepal yang turut mendampingi korban hingga kini masih belum diketahui nasibnya. Tim pencari masih terus dikerahkan ke gunung untuk mencarinya.
Kirui juga sempat menulis bahwa dia telah membuat persiapan ekstensif untuk pertemuannya dengan puncak gunung fenomenal tersebut.
"Nawang Sherpa akan mengangkut botol oksigen darurat untuk digunakan: jika saya mematikan lampu atau jika saya pergi makan pisang. Jika waktu saya terbatas, cuaca tidak mendukung, batas tubuh tercapai: ketika aku sadar aku bukan manusia super," tulis Kirui dalam postingan terakhirnya.
Kabar menyedihkan ini menambah jumlah korban jiwa di Gunung Everest pekan ini menjadi setidaknya tiga orang setelah kematian dua pendaki Mongolia yang hilang pada 12 Mei.
Sementara itu, pendaki Inggris Daniel Paterson bersama pemandunya asal Nepal, Pas Tenji Sherpa saat ini dilaporkan masih hilang setelah ekspedisi mereka dihantam hujan es di lereng utara Everest pada Selasa lalu.
Setiap tahunnya, sekitar 800 orang berusaha mencapai gunung yang berdiri di ketinggian 8.848 eter dan pihak setempat mengatakan lebih dari 450 pendaki telah mendaki Everest pada musim pendakian ini. Lebih dari 100.000 orang mengunjungi Taman Nasional Sagarmatha di Himalaya di timur laut Nepal setiap tahun.
Reinhold Messner dan Peter Habeler merupakan pendaki pertama yang mencapai Everest tanpa oksigen tambahan dan prestasi tersebut berhasil diraih pada Mei 1978. Di samping itu, James Kagambi menjadi orang Kenya pertama yang mencapai puncak Everest pada usia 62 tahun pada 2022 lalu.
“Keinginan dan semangatnya yang gigih untuk mendaki gunung akan selamanya menjadi inspirasi,” tulis publikasi Everest Today tentang Kirui.
“Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan teman-temannya selama masa duka ini," demikian akhir pernyataan tersebut.
(Rizka Diputra)