MENGONSUMSI makanan yang sehat dan bergizi memang sangat dibutuhkan untuk dapat membantu tumbuh kembang si kecil. Namun masih banyak orang yang percaya kalau asupan bergizi dan kebersihan lingkungan saja menjadi cara ampuh untuk melindungi anak dari ancaman penyakit.
Padahal menurut Dokter Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), Msi beberapa langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan, memberikan ASI pada anak, mengkonsumsi makanan bergizi, dan minuman herbal hanya faktor pendukung saja. Langkah tersebut tidak bisa memberikan kekebalan tubuh terhadap berbagai macam penyakit secara spesifik.
“Pencegahannya kan bisa dengan kebersihan, ASI, asupan gizi, dan dengan herbal atau madu? Iya, tapi kan nggak bisa disediakan oleh pemerintah dan faktor kebersihan, ASI, gizi, herbal, madu, olahraga, tidak menghasilkan kekebalan spesifik,” kata Prof. Miko dalam Seminar Media IDAI bertema ‘Ayo Lindungi Anak, Cucu, Keponakan, dan Murid Kita dari Sakit Berat/Cacat/Kematian dengan Melengkapi Imunisasi’, belum lama ini.
Anggota Satgas Imunisasi IDAI itu juga mengungkap bahwa konsumsi berbagai makanan sehat serta menjaga kebersihan tidak akan efektif mematikan bakteri serta virus yang menyerang tubuh si kecil.

Oleh karenanya, para orangtua sebaiknya segera melengkapi imunisasi si kecil agar lebih efektif melindungi tubuh dari ancaman berbagai macam penyakit.
“Dengan kebersihan, ASI, herbal, madu, olahraga itu harus mandiri di masing-masing keluarga. Banyak yang nggak efisien, jadi kurang efektif. Maka yang praktis dan sudah terbukti di banyak negara, dengan imunisasi,” ujarnya.
Prof. Miko menjelaskan tubuh anak akan secara otomatis memunculkan kekebalan yang spesifik dalam waktu dua minggu pasca vaksiasi. Pada waktu itulah vaksin bekerja dengan maksimal untuk melindungi tubuh dan imun anak.
“Hari ini divaksin, setelah dua minggu langsung timbul kekebalan spesifik. Karena namanya kekebalan spesifik dia dapat mematikan spesifik bakteri atau virus tertentu. Kalau ASI, herbal, madu gak bisa dia gak punya kekebalan spesifik,” jelas Prof. Miko.
Lebih lanjut, Prof. Miko menegaskan bahwa anak-anak menjadi kelompok usia yang rentan untuk terinfeksi berbagai penyakit menular. Hal ini karena untuk balita dan bayi masih belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna.
Sementara untuk anak-anak yang sudah bersekolah juga masih cukup rentan terinfeksi berbagai penyakit lantaran bertemu dengan teman-temannya dengan kondisi kesehatan yang berbeda-beda. Sehingga potensi untuk tertular penyakit lebih besar.
“Bayi, balita kekebalan yang belum sempurna. Anak murid sekolah itu campur dari berbagai tempat tinggal dan ada yang memiliki penyakit bawaan, kurang gizi. Jadi mereka tuh rentan sekali, apalagi tiap hari ketemu, ngobrol, mereka berisiko sakit berat, cacat, dan meninggal,” tuturnya.
(Leonardus Selwyn)