SEORANG turis asal Inggris ditangkap atas tuduhan penyerangan terhadap pengemudi taksi di Thailand. Pelaku dijatuhi hukuman satu bulan kurungan penjara setelah menolak meminta maaf.
Insiden yang terjadi di Phuket pada 27 April 2024 lalu itu terjadi berawal saat Luke Alexander Graham dari Bury, Greater Manchester mengamuk dan terlibat pertikaian dengan sopir taksi bernama Abdullah Saesaheh.
Sang sopir taksi meminta ongkos 400 Bath dan Luke mengklaim menyerahkan uang 1.000 Bath kemudian meminta uang kembalian.
Abdullah, pun bingung karena dia mengaku bahwa uang yang diberikan oleh pelancong itu adalah pecahan 100 Baht, bukan 1.000 Baht dan jelas tidak cukup untuk menutup ongkosnya.
Namun, pria asal negeri Ratu Elizabeth itu tetap ngotot jika dirinya memberikan uang sebesar 1.000 Bath. Perselisihan terus berlanjut, Luke pun mengamuk dan tertangkap kamera dashboard saat dia mencoba mencekik sopir taksi malang itu.
(Foto: ViralPress)
'Berikan uangku.' Ketika sopir mengatakan Luke hanya memberinya 100 Baht, dia bersikeras: "Tidak, aku tidak melakukannya. Aku tahu dalam hidup ibuku, aku tidak melakukannya. Berikan uangku. Tunjukkan padaku dengan apa aku membayarmu," kata Luke"
Abdullah menolak perintah Luke, karena takut hal itu hanya alibi saja untuk mengambil uangnya kembali.
Setelah itu Luke menampar wajah Abdullah. Tak terima dengan perlakuan kasar itu, Abdullah lantas melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Karon.
Aparat yang berwajib lalu melakukan penyergapan terhadap Luke yang ditemukan di sebuah hotel di Pulau Koh Phi Phi di Provinsi Krabi pada 30 April 2024 lalu. Luke harus menyelesaikan malamnya di balik jeruji besi sebelum diinterogasi lebih lanjut.
Dalam sebuah video yang memperlihatkan Luke sedang diinterogasi, terdapat seorang penerjemah polisi yang mendorong Luke untuk meminta maaf agar dapat meringankan hukuman dan bersedia membayar kompensasi untuk korban. Sayangnya, Luke menolak keras dan tetap menuduh sopir taksi tersebut telah mencuri uangnya.
"Dengan semua orang, saya sudah bersikap sopan semampu saya, seluruh masalahnya adalah dia benar-benar mencuri uang saya dan dia tidak mengembalikannya, tetapi dia tidak boleh mencuri lagi. Saya seharusnya tidak bertindak seperti yang saya lakukan," kata dia.
Kasus inipun masih terus berlanjut, sehingga Luke harus menghadiri sidang di pengadilan atas dakwaan 'merugikan orang lain tanpa menyebabkan cedera fisik atau mental'.
Berdasarkan Pasal 391 peraturan hukum Thailand, Luke dapat dijatuhi hukuman di bawah satu bulan penjara atau denda tidak lebih dari 1.000 Bath, atau bahkan keduanya.
Letnan Kolonel Polisi Ekkasak Kwanwan dari Kepolisian Karon menyatakan bahwa Luke mengakui serangannya terhadap sopir taksi itu.
(Foto: Jam Press)
"Luke Alexander Graham mengakui bahwa dialah orang yang ada dalam video tersebut dan dialah yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Surat perintah penangkapan dikeluarkan karena melukai orang lain dan dia ditangkap di kepulauan Koh Phi Phi. Petugas investigasi telah berkumpul semua bukti dari turis dan sopir taksi. Dia sekarang menunggu untuk hadir di Pengadilan Provinsi Phuket," terang Kolonel Ekkasak.
Sementara, Abdullah yang muncul bersama ayahnya Mohammed Bang Hee dalam sebuah video berisi ucapan terima kasih kepada pihak kepolisian kembali menjelaskan insiden yang menimpanya itu.
"Insiden itu terjadi ketika saya mengantar orang asing dari Patong ke Karon seharga 400 Baht. Ketika kami sampai di hotel, orang asing tersebut membayar 100 Baht dan sedang menunggu untuk mengambil kembaliannya dan dia berkata bahwa dia telah memberikan uang kertas 1.000 Baht. Tapi dia sebenarnya hanya memberi saya uang kertas 100 Baht. Orang asing itu membawa botol bir, jadi saya pikir dia sedang mabuk. Dia punya dua orang teman, yang juga sedang minum bir dan juga mabuk," beber Abdullah.
(Rizka Diputra)