Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fokus dan Berikan Edukasi kepada Masyarakat, Triono Sukses Jadi Agen BRILink hingga Punya Dua Toko Ayno Cell

Tuty Ocktaviany , Jurnalis-Selasa, 30 April 2024 |06:06 WIB
Fokus dan Berikan Edukasi kepada Masyarakat, Triono Sukses Jadi Agen BRILink hingga Punya Dua Toko Ayno Cell
Triono sukses menjadi Agen BRILink hingga punya dua toko. (Foto: Tuty Ocktaviany/Okezone.com)
A
A
A

KEPUTUSAN Triono untuk fokus sebagai Agen BRILink sekaligus menjalankan usaha konter berbuah manis. Bahkan, dia berhasil memiliki dua toko Ayno Cell.

Triono merasakan betul perjuangan hidup yang tidak mudah. Banyak proses yang dilaluinya sebelum menjadi Agen BRILink.

“Saya lulus SMA, lalu merantau ke Jakarta tahun 2005. Kurang lebih saya kerja lima tahun sebagai distributor es krim. Saya masuk kerja tahun 2007 dan keluar pada 2012,” ucap Triono kepada Okezone.com, ditemui di tempat usahanya, Agen BRILink Ayno Cell, Jalan Dr. KRT Radjiman Widyodiningrat No 26, RT 10 RW 06 Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, belum lama ini.

Agen BRILink
Triono sukses menjadi Agen BRILink hingga punya dua toko. (Foto: Tuty Ocktavany)

Selama kerja sebagai distributor es krim, Triono mengaku tidak pernah pulang ke kampung halamannya di Purworejo saat Idul Fitri. Triono kemudian memutuskan untuk menikah pada 2010. Dia meminang sang pujaan hati, Sri Lestari.

Setelah menikah, sang istri bekerja dengan kakak ipar di daerah Rawadas, Pondok Kopi. Kebetulan dia punya konter yang menjual handphone, aksesori, pulsa dan lainnya.

Selama menjalani bahtera rumah tangga, Triono merasakan betul perbedaannya ketika masih bujangan. Ketika belum menikah, dia rela tidak pulang saat momen Idul Fitri.

"Tahun 2011, kami tidak pulang. Saya ditangisi istri karena tidak pulang. Saya jadi kepikiran setelah itu. Yang tadinya nggak pulang, jadi ingin pulang. Lalu saya memutuskan untuk resign dari tempat kerja," kata Triono.

Sesuai aturan kantor, Triono harus mengajukan surat mengundurkan diri sebulan sebelumnya. "Waktu itu sebelum puasa, saya mengajukan surat resign," ujarnya.

Akhirnya di 2012, Triono dan sang istri bisa berlebaran di kampung halaman.

"Kami di Jakarta saat momen Ramadhan. Namun lebarannya di Purworejo. Kami senang, akhirnya bisa pulang," ujarnya.

Ketika pulang, Sri Lestari mendapatkan ujian. Istri Triono tersebut harus menjalani operasi usus buntu.

Agar cepat dalam penyembuhannya, dia harus tinggal dahulu di kampung halaman selama sebulan. Sementara Triono harus pulang dahulu ke Jakarta.

"Saya balik ke Jakarta dulu, sementara istri masih di Purworejo. Saya meneruskan usaha kakak ipar. Kebetulan dia buka toko lagi di tempat lain. Dulu saya suah beli semua omzet punya kakak ipar sebelum resign. Totalnya sekitar Rp45 juta karena itu aset semua. Selain handphone, ada aksesori juga," ucap Triono.

Rupanya, toko yang dijalaninya tidak lama lagi akan habis masa kontrakannya. Triono hanya enam bulan menjalani usaha di tempat itu.

"Mau diperpanjang tidak bisa karena mau dipakai sendiri oleh sang pemilik. Saya jadi tidak fokus bekerja. Saya lalu dikasih tahu teman ada tempat di sini. Oktober 2012, saya pindah. Awalnya tempatnya konter juga, tapi tidak seperti sekarang," ucapnya.

Selama menjalankan usaha di tempat baru, Triono pun fokus dan melayani konsumen dari pukul 07.00 sampai 22.00 WIB.

"Dulu saya membantu jaga toko setelah selesai kerja. Sekarang bisa dari pagi. Hasilnya, pendapatan jadi meningkat. Produk yang dijual juga bertambah. Saya pun bisa jual minuman dan lainnya sesuai kebutuhan konsumen," ucapnya.

Seiring berjalannya waktu, Triono ikut menjadi Agen BRILink. Dia terinspirasi oleh sang kakak ipar yang sudah lebih dahulu menjadi Agen BRILink.

"Saya dikasih tahu sama kakak ipar untuk buka jasa pengiriman uang. Saya lalu mendaftarkan diri ke BRI. Karena saya ada pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) di 2014, saya dipermudah jadi Agen BRILink. Saya resmi jadi Agen BRILink di 2016," katanya.

Uang dari pinjaman KUR itu, kemudian dimanfaatkan Triono untuk membayar kontrakan selama dua tahun sekaligus.

"Saya pertama kali dapat pinjaman KUR sebanyak Rp15 juta dengan angsuran dua tahun. Begitu lunas, saya mengambil pinjaman KUR lagi untuk mengembangkan usaha. Dulu sebelum jadi Agen BRILink, saya buka jasa pengiriman uang lewat internet banking," ucapnya.

Triono pun merasakan betul perbedaannya punya usaha sendiri. "Waktunya lebih fleksibel. Saya masih bisa mengatur waktu antara keluarga dan usaha," ucapnya.

Selain ada kelonggaran waktu, Triono mengaku senang bisa punya usaha sendiri meski kecil. "Meskipun kecil, tapi punya sendiri. Dulu merasakan sebagai karyawan penuh, sekarang owner meski ikut juga melayani konsumen," ucapnya.

Selama menjalankan usaha BRILink, Triono juga mendapatkan banyak tantangan. "Kuncinya di pelayanan. Nasabah saya kebanyakan kerja di toko material. Tiap Minggu mereka transfer uang ke kampung. Selain itu, banyak yang melakukan pembayaran lainnya," ucapnya.

Dalam melayani nasabah, Triono juga memberikan edukasi keuangan ke masyarakat. "Saya harus bisa menguasai fitur-fitur di BRILink. Saya juga dituntut kreatif agar bisa menjaga konsumen setia. Kalau Lebaran, saya suka kasih biskuit atau sirup ke nasabah untuk menjaga hubungan," ucapnya.

Triono pun senang bisa menjadi Agen BRILink dan bermitra dengan BRI. Pasalnya, bisa menambah penghasilan dan meningkatkan perekonomian.

"Saat ini saya sudah punya dua toko dengan memperkerjakan tiga karyawan. Toko satunya dekat, lima menit dari sini dan dijaga sama keponakan," ucapnya.

Menurut Triono, toko yang lebih lama bisa menghasilkan 300-350 transaksi setiap hari. Sementara toko kedua, bisa sekitar 60-70 transaksi.

Pentingnya Edukasi untuk Agen BRILink

Masyarakat yang menjadi Agen BRlLink tidak hanya mendapatkan keuntungan materi. Mereka juga mempunyai peran yang sangat besar menjadi promotor dalam memutus penipuan.

"Misalnya, ada nasabah yang mau transfer. Dia ditelepon oleh orang tidak dikenal bahwa anaknya masuk rumah sakit dan harus transfer sejumlah uang. Biasanya nasabah datang ke Agen BRILink. Tugas Agen BRILink itu menyadarkan. Memang beda nasabah yang kena modus penipuan. Orangnya kelihatan gugup, tidak tenang, dan tatapannya kosong Kayak terhipnotis. Sehingga Agen BRILink bisa menghentikan itu dengan cara menyadarkan bahwa orang itu coba untuk menghubungi anaknya lagi. Ditunggu tiga jam. Ternyata anaknya telepon," tutur tutur Pimpinan Cabang BRI Kantor Cabang Jakarta Kalimalang Patar Pandapotan kepada Okezone.com di kantornya, Jalan Raya Kalimalang Blok Q3 Kav No 16, Duren Sawit, Jakarta Timur, belum lama ini.

Patar mengatakan, nasabah bisa saja datang ke ATM. Tapi biasanya, Sabtu atau Minggu, ada satpam yang stand by di depan kantor. Tidak serta merta menjaga ATM secara penuh.

"Kalau datang ke Agen BRILink, pasti bertransaksi di hadapan orang itu. Kita sering melakukan edukasi kepada nasabah untuk menghindari uang palsu, modus-modus penipuan. Teman-teman harus menguasai, perbedaan uang asli dan palsu seperti apa," ucapnya.

Patar mengatakan, Agen BRILink yang transaksinya yang sudah besar, bisa menginvestasikan untuk membeli alat pendeteksi uang asli atau palsu.

"Terkait dengan penipuan memang marak. Kalau sudah menjadi Agen BRILink, kita berikan edukasi. Selama uangnya belum diterima, jangan melakukan transaksi. Kita mengacu konsep teller. Orang mau nabung, ya kita terima uangnya. Kita hitung, baru kita transaksi," ucapnya.

Sementara itu kalau mau pengambilan, kata Patar, berarti kita transaksi, kita hitung, baru kita berikan. Ada tiga tahapan penting agar Agen BRILink terhindar dari penipuan.

"Kita lakukan edukasi terus ke Agen BRILink baru. Kita lakukan pendampingan.

Sebelum Agen BRILink siap beroperasi, mereka akan dibrifing banyak hal. Selain strategi peningkatan transaksi, juga awareness terkait potensi-potensi yang akan timbul, termasuk risiko. 

"Biasanya keluhan dari Agen BRILink baru masih sedikit transaksinya. Kalau terkait cara Agen BRILink bisa sukses ditentukan pula dari bagaimana bisa membranding dirinya. Agen BRILink juga butuh kreativitas," ujarnya.

Menurut Patar, satu Agen BRILink bisa menambah mesin EDC selama memenuhi target transaksi.

"Agen BRILink juga bisa melihat peluang. Di Agen BRILink lebih simpel dibanding dengan bank,” ujarnya.

Menurut Patar, Agen BRILink wajib punya usaha. Namun implementasinya, ada yang sukses jadi Agen BRILink dan usahanya ditutup.

"Tidak masalah, Agen BRILink terus bertumbuh. Selain itu, mereka tidak jadi agen Laku Pandai yang lain.

Sangsinya bisa dicabut. Tujuannya biar nasabah fokus," ucapnya.

Sementara itu, sambung Patar, nasabah yang mempunyai usaha bisa mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).

 "Nasabah pinjaman KUR, pasti untuk menambahan modal usaha," ucapnya.

Terkait tantangan di BRI Kantor Cabang Jakarta Kalimalang, menurut Patar, dengan terus berupaya mendigitalkan proses.

“Sistem kita sebagian besar masih manual. Mungkin masyarakat lebih nyaman bayar tunai. Ke Agen BRILink juga sama bayar tunai. Itu kita terus menggalakkan proses digitalasasi melalui apa, BRImo pasti. Jadi nasabah, kita edukasi untuk memiliki aplikasi BRImo," ucapnya.

Selanjutnya, terkait QRIS. Menurutnya, QRIS yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi sarana pembayaran yang aman, cepat dan tuntas.

"Tidak ada lagi transaksi uang palsu, tidak ada lagi mencari kembalian-kembalian kecil, semuanya sudah tercapture kebutuhannya berapa dan bayarnya berapa. Nah, itu menjadi tantangan kami untuk terus melakukan edukasi pemberdayaan kepada masyarakat dalam proses transaksi digital," katanya.

Apakah QRIS itu diwajibkan?

"Kalau kami memastikan setiap pelaku usaha memiliki QRIS BRI. Makanya nasabah-nasabah selalu kami tawarkan kepada mereka untuk menggunakan QRIS BRI," kata dia.

Manfaatnya QRIS BRI, kata Patar, sebenarnya besar.

"Mereka bisa terhindar dari transaksi uang palsu. Pendaftarannya gratis, cepat. Prosesnya juga mudah," katanya.

Sejauh ini pengguna QRIS masih didominasi anak muda. "Tantangannya saat ini di atas usia 45 tahun karena masih nyaman dengan proses manual. Berbeda dengan anak muda yang selalu tertantang," ucapnya.

Agen BRILink memberikan kontribusi yang sangat besar, termasuk di wilayah BRI Kantor Cabang Jakarta Kalimalang. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, menjadi agen yang terbaik dari segi transaksi karena bisa melebihi target.

“Jumlah Agen BRILink di Kantor Cabang Kalimalang pada posisi Maret 2024 sebanyak 1.693 agen BRILInk. Terbagi menjadi dua, yaitu Agen BRILink Mobile dan EDC ( Electronic Data Capture),” ucapnya.

Patar mengatakan, Agen BRILink Mobile adalah agen yang menggunakan seluruh transaksinya dengan handpone (HP). Sementara Agen EDC, transaksinya menggunakan mesin EDC.

“Mereka bisa menggunakan dua-duanya. Syaratnya ketika Agen BRILink Mobile telah mencapai transaksi yang sudah ditentukan, di atas 200 transaksi sebulan. Dia bisa mengajukan mesin EDC ke kami. Namun, ada juga dari mereka yang nyaman menggunakan HP karena punya data base. Nasabah bisa mendapatkan kemudahan, struk bisa dikirim melalui HP,” katanya.

Menurut Patar, saat ini ada 432 Agen EDC dan 1.261 Agen Mobile. “Agen EDC sudah ada dari 2014. Sementara Agen Mobile dari 2016. Jadi, kami memang berupaya terus mendigitalkan untuk memudahkan masyarakat,” ucapnya.

Menurut Patar, tipe Agen EDC biasanya usia 45 ke atas. Mereka nyaman pakai EDC. “Kalau anak muda lebih nyaman pakai mobile. Bisa melakukan transaksi di mana saja. Manfaat menggunakan mobile dan EDC, sebenarnya sama dalam segi fasilitas. Prosesnya saja yang membedakan. EDC struknya berupa fisik, sementara mobile bisa digital dan fisik,” kata dia.

Patar mengatakan, BRI Kantor Cabang Jakarta Kalimalang memiliki 15 Unit. Agen BRILink yang paling banyak di Unit Kalimalang, sebanyak 155 Agen BRILink. Sementara yang paling sedikit di Unit Duren Sawit, sebanyak 16 Agen BRILink.

“Lokasi Unit Duren Sawit lebih ke kota. Tidak banyak perumahan atau kompleks. Hanya ada seperti perkantoran, sekolah dan lain sebagainya. Sehingga dari kebutuhan masyarakat untuk transaksi itu masih sedikit. Beda dengan Kalimalang. Wilayah kerjanya juga ada yang masuk-masuk juga, di kompleks, perumahan, sehingga potensi Agen BRILink di Kalimalang lebih besar,” ucapnya.

Terkait target Agen BRILink di 2024, kata Patar, ada penambahan sebanyak 564 Agen BRILink. “Optimis target tercapai. Semenjak bergabung dengan Holding Ultra Mikro (UMi), bisa memberdayakan nasabah PNM (PT Permodalan Nasional Madani) menjadi Agen BRILink juga. Namanya Agen BRILink Mekaar. Jadi, turut serta mendorong inklusi keuangan dari kalangan masyarakat PNM itu sendiri,” ucapnya.

Patar mengatakan, fitur-fitur yang ada di BRILink sudah lengkap. “Mau transfer ke bank lain bisa, ke bank sendiri bisa, intinya yang memiliki basis rekening. Dia mau tarik tunai, tidak perlu datang ke ATM BRI. Bisa datang langsung ke Agen BRILink,” ucapnya.

Menurut Patar, adanya Agen BRILink untuk mengakomodir semua kebutuhan masyarakat.

“Kita terus melakukan pendampingan, karena kita memang punya petugas khusus. Kita ada dua. Mereka terus mendampingi Agen BRILink apabila ada kendala. Kemudian juga memonitoring terkait program-program yang berbasis meningkatkan transaksi,” katanya.

Agar setiap Agen BRILink bisa meningkatkan nilai transaksinya, Patar memberikan masukan. “Agen BRILink harus aktif bisa membaca peluang. Lingkungan sekitar yang aktif mana, didekati. Misalnya ada perkumpulan RT, Agen BRILink tersebut bisa memperkenalkan diri. Dia bisa memperkenalkan ke masyarakat bahwa semua pelayanan keuangan bisa dilakukan di Agen BRILink. Sehingga nanti masyarakat akan pelan-pelan kenal,” tuturnya.

Menurut Patar, tantangan terbesar menjadi Agen BRILink baru itu adalah mengenalkan.

“Kalau kita tidak aktif, otomatis masyarakat tidak tahu. Kalau kita gencar mengenalkan diri ke masyarakat, otomatis transaksi akan bertambah. Agen BRILink harus membranding diri,” katanya.

Patar menambahkan, “Agen BRILink ditempatkan di lokasi strategi betul, itu menjadi pengaruh. Tapi yang lebih penting bagaimana dia mengenalkan diri. Ada tokonya masuk di gang, tokonya kecil. Tapi transaksinya besar. Karena masyarakat sudah terbiasa, kalau mau membayar sama Agen BRILink tersebut.”

Menurut Patar, komunikasi menentukan kesuksesan bagi Agen BRILink. “Promosi dilakukan di mana-mana. Di rumahnya juga ada spanduk dari BRI yang menandakan sebagai Agen BRILink resmi,” ucapnya.

Syarat Jadi Agen BRILink

1. Belum menjadi agen dari bank penyelenggara Laku Pandai

 2. Memiliki surat keterangan legalitas usaha (sekurang-kurangnya dari perangkat desa) atau SK pengangkatan pegawai tetap atau SK pensiunan

3. Memiliki sumber penghasilan dari kegiatan usaha dan atau kegiatan tetap lainnya minimal dua tahun

4. Memiliki rekening simpanan berkartu di Bank BRI, menyetor uang jaminan sebesar Rp3 juta dan saldo tersebut diblokir selama menjadi agen

5. Memiliki rekening pinjaman di Bank BRI (tanpa harus menyetor uang jaminan) dengan kolektibilitas lancar selama enam bulan terakhir.

6. Pengajuan agen dapat berbentuk perseorangan atau instansi berbadan hukum.

Lantas, bagaimana prosesnya menjadi agen BRILink?

1. Kelengkapan identitas

2. Menjadi nasabah BRI

3. Melengkapi surat izin usaha

4. Pengisian formulir dan proses berkas di uker BRI

5. Proses instalasi perangkat agen BRILink

6. Agen siap melayani.

(Tuty Ocktaviany)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement