Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pernah Jadi TKI di Malaysia, Aang Junaidy Sukses Usaha BRILink hingga Dapat Hadiah Umrah

Tuty Ocktaviany , Jurnalis-Minggu, 28 April 2024 |21:04 WIB
Pernah Jadi TKI di Malaysia, Aang Junaidy Sukses Usaha BRILink hingga Dapat Hadiah Umrah
Aang Junaidy sukses menjadi Agen BRILink hingga mendapat hadiah umrah dari BRI. (Foto: Tuty Ocktaviany/Okezone.com)
A
A
A

MENGADU nasib di Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), rupanya tidak mengubah perekonomian keluarga Aang Junaidy dan Fitri Nurjanah menjadi lebih baik. Kembali ke Indonesia, kini mereka sukses sebagai Agen BRILink.

Perjalanan hidup pasutri Aang Junaidy dan Fitri Nurjanah memang tidak mudah. Jauh sebelum menjadi Agen BRILink, mereka memilih jalan menjadi TKI di Malaysia.

“Dulu saya jadi TKI di Johor, Malaysia. Kerja di pabrik otomotif bagian operator mesin. Istri juga ikut dan bekerja di tempat yang sama, hanya beda bagian. Anak saya masih kecil dititipkan ke neneknya,” ucap Aang Junaidy kepada Okezone.com di kediamannya, Kampung Bahari 5 Nomor 6, RT 01/09, Tanjung Priok, Jakarta Utara, belum lama ini.

Agen BRILink
Aang Junaidy sukses menjadi Agen BRILink. (Foto: Tuty Ocktaviany)

Aang mengatakan, alasannya menjadi TKI karena ingin mengubah nasib. Ternyata, pendapatannya kecil. Tidak sesuai janji manis orang yang membawanya ke Malaysia.

“Itu perusahaan Korea, bikin ban mobil. UMR di sana sama Jakarta, waktu itu digaji sekitar Rp3 juta. Namun, saya dapat uang bersihnya Rp500 ribu. Banyak potongan karena buat sewa rumah, kirim ke kampung. Kami bertahan sampai lima tahun di Malaysia. Setelah capek, kami pulang ke Indonesia di 2010,” ucap pria asal Kuningan ini.

Impian ingin mendapatkan nasib baik di negeri orang pupus sudah. Aang dan sang istri, memilih untuk kembali ke Jakarta.

“Hikmahnya saat kembali ke Jakarta, saya harus kerja keras. Lebih baik kerja keras di sini daripada luar negeri. Akhirnya, saya di sini kerja terus,” ujarnya.

Setelah pulang ke Jakarta, Aang merintis usaha konter HP pada 2010. Lima tahun kerja di Malaysia, Aang mempunyai tabungan sebanyak Rp10 juta untuk modal awal membeli sejumlah HP baru.

“Waktu itu, prospek jualan HP bagus. Saya bisa menjual 15 unit setiap hari karena belum ada online. Saya jual apa saja laku,” katanya.

Seiring waktu berjalan, Aang pun tertarik menjadi Agen BRILink. Awal mulanya, dia berpikir untuk mencari penghasilan lain yang menghasilkan.

“Saya lihat justru melihat antrean di bank. Kenapa mau setor uang aja, kok harus antre. Saya ingin mengubah imej itu. Bagaimana orang itu bisa transaksi di tempat saya. Kan mudah saja sebenarnya,” ucapnya.

Sebelum resmi menjadi Agen BRILink, Aang pakai SMS banking selama tiga bulan. Ternyata, respons dari masyarakat sangat baik. “Awalnya dua orang yang transaksi, lalu makin banyak. Setiap transaksi bisa untung Rp5.000,” katanya.

Melihat ada potensi itu, Aang lalu ke BRI Kantor Cabang Tanjung Priok. “Saya ke Bank BRI dan menanyakan bagaimana bisa mentransaksikan orang di tempat saya. Apakah ada sistem kerja samanya. Ketika itu saya belum ngeh. Ternyata memang ada dan belum pada tahu,” katanya.

Aang bersyukur dipermudah menjadi Agen BRILink hingga kemudian mendapatkan mesin Electronic Data Capture (EDC).

“Jadi Agen BRILink waktu awal, harus ada usaha. Saya sudah punya usaha konter HP. Saya pun resmi menjadi Agen BRILink pada 2015,” katanya.

Ketika itu, Aang juga mengambil pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). Awalnya pinjam Rp15 juta, lalu Rp25 juta dan dilanjutkan pinjaman Rp50 juta.

“Saya begitu sudah lunas KUR, ambil lagi secara bertahap. Harus meyakinkan mantri agar di-approve,” ucapnya.

“Saya jadi dapat tambahan modal dari KUR. Jadi, tidak dipakai untuk kepentingan yang lain,” ucapnya.

Setiap hari, Aang membuka usaha BRILink dari pukul 06.00–22.00 WIB. Dia mengikuti jadwal aktivitas di pasar, mengingat lokasi usahanya tidak jauh dari situ.

“Saldo kita ada terus. Rumah saya juga dekat tempat usaha. Nasabah suka ke rumah sekalipun malam, karena pasti urgent. Itu satu kelebihan karena posisi rumah dekat tempat usaha,” ucapnya.

Saat ini, usaha Agen BRILink Aang Cell bertumbuh pesat. Bahkan usaha utamanya jualan HP, pulsa dan aksesori kalah dengan transaksi BRILink.

“Sehari saya bisa dapatkan 200-300 transaksi. Sebulan 5.000-8.000 transaksi. Ketika 2018, saya dapat hadiah umrah dari BRI. Saya senang dan bahagia karena masih jadi Agen BRILink baru bisa dapat umrah. Waktu itu transaksi di saya, sekitar 4.000an dan masih belum banyak kompetitor,” kata Aang.

Sekembalinya dari ibadah umrah, Aang terus bersemangat menjalankan usaha BRILink. Dia bahkan sudah mempekerjakan empat karyawan, sehingga bisa membuka lapangan kerja.

“Karyawan mengikuti kebiasaan saya. Cara ngomongnya sama. Mereka sudah tiga tahun ini tidak ada yang mau keluar. Saya kasih gaji cukup. Kalau ramai, saya kasih lebih. Lebaran ada THR juga,” kata Aang.

Selama ini nasabah Agen BRILink Aang Cell didominasi masyarakat menengah ke bawah.

“Orang zaman sekarang dikira sudah menjalankan banking, ternyata belum semua. Agen BRILink masih bisa berjalan ke depan. Masih optimis, masih prospektif ke depan,” katanya.

Menurut Aang, nasabahnya kebanyakan masih transfer uang ke kampung halaman. Mereka kebanyakan dari Pemalang, Garut, dan Madura. “Spesifiknya daerah Jawa paling banyak. Jawa Barat dan Jawa Tengah,” ujarnya.

Aang merasakan betul manfaat menjadi Agen BRILink. “Kita bekerja, punya sendiri. Pasti agak lain. Seolah kita bos. Senang juga bisa terlibat dalam sistem keuangan di Indonesia. Bisa terjun ke dunia keuangan. Padahal, latar belakang saya pesantren,” kata lulusan Gontor ini.

Menjadi salah satu pelopor Agen BRILink di wilayah Tanjung Priok, Aang pun punya pesan ke Agen BRILink yang baru.

“Teruslah menjaga nama baik Agen BRILink, mengikuti SOP BRI, tarif transaksi sesuai BRI. Dalam keadaan tertentu boleh, asal jangan terlalu mahal,” katanya.

Kunci Sukses Agen BRILink

Kesuksesan dari para Agen BRILink di wilayah BRI Kantor Cabang Jakarta Tanjung Priok diapresiasi oleh Pimpinan Cabang BRI Kantor Cabang Jakarta Tanjung Priok Bayu Adityo. Menurutnya, Semakin banyak transaksi dari nasabah, tentu keuntungan yang didapatkan oleh Agen BRILink akan menyesuaikan. Inilah tantangan bagi para Agen BRILink untuk menggaet nasabah sebanyak-banyaknya.

“Agen BRILink yang sukses biasanya sudah dipercaya oleh masyarakat sekitar,” kata Bayu Adityo kepada Okezone.com di kantornya, Jalan Yos Sudarso No 1, Jakarta Utara, belum lama ini.

Pimca Tanjung Priok
Pimpinan Cabang BRI KC Jakarta Tanjung Priok Bayu Adityo. (Foto: Tuty Ocktaviany)

Menurut Bayu, kehadiran Agen BRILink di tengah masyarakat semakin meningkatkan iklusi keuangan.

“Posisi Agen BRILink itu perpanjangan tangan dari BRI Unit. Nasabah tidak perlu datang ke kantor BRI lagi, tetapi bisa datang ke Agen BRILink,” katanya.

Dengan datang ke Agen BRILink, kata Bayu, nasabah tidak perlu antre seperti di bank.

“Kalau ke bank, orang suka mikir bersihnya. Itu terjadi bagi mereka yang kerja di pasar. Mereka kan apa adanya. Kalau harus mandi dulu, ribet. Jadi, mereka memilih ke agen aja,” ucapnya.

Menurut Bayu, konsep dari Agen BRILink itu mendekatkan ke konsumen sehingga mudah dijangkau.

“Terutama masyarakat yang jauh dari ATM dan kantor BRI, tentu lebih memilih ke Agen BRILink. Belum lagi, mereka harus mengeluarkan ongkos bensin dan parkir,” katanya.

Masyarakat yang menjadi Agen BRILink bisa juga mendapatkan keuntungan. Mereka bisa menikmati fee dari profesi ini.

“Satu orang bisa lebih dari satu kali melakukan transaksi. Bisa melakukan pembayaran pulsa, listrik, dan lainnya. Bisa transfer dan tarik tunai,” ucapnya.

Syarat Jadi Agen BRILink

Kesuksesan Aang Junaidy sebagai Agen BRILink, tentu menginspirasi masyarakat. Tertarik menjadi Agen BRILink? Berikut ini panduannya, seperti Okezone.com kutip dari laman resmi Bank BRI.

1. Belum menjadi agen dari bank penyelenggara Laku Pandai

2. Memiliki surat keterangan legalitas usaha (sekurang-kurangnya dari perangkat desa) atau SK pengangkatan pegawai tetap atau SK pensiunan

3. Memiliki sumber penghasilan dari kegiatan usaha dan atau kegiatan tetap lainnya minimal dua tahun

4. Memiliki rekening simpanan berkartu di Bank BRI, menyetor uang jaminan sebesar Rp3 juta dan saldo tersebut diblokir selama menjadi agen

5. Memiliki rekening pinjaman di Bank BRI (tanpa harus menyetor uang jaminan) dengan kolektibilitas lancar selama enam bulan terakhir.

6. Pengajuan agen dapat berbentuk perseorangan atau instansi berbadan hukum.

Lantas, bagaimana prosesnya menjadi agen BRILink?

1. Kelengkapan identitas

2. Menjadi nasabah BRI

3. Melengkapi surat izin usaha

4. Pengisian formulir dan proses berkas di uker BRI

5. Proses instalasi perangkat agen BRILink

6. Agen siap melayani.

(Tuty Ocktaviany)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement