BEBERAPA waktu lalu, Duchess of Sussex, Meghan Markle ramai diberitakan rumor bullying. Ia disebut-disebut telah melakukan penindasan terhadap staf di Istana, sewaktu dirinya belum mengundurkan diri sebagai senior member kerajaan Inggris.
Ternyata isu ini masih terus berlanjut, setelah beberapa waktu, mengutip Newsweek, Selasa (16/4/2024) mantan ajudan utama Meghan Markle diketahui untuk pertama kalinya mengonfirmasi bahwa dirinya memang pernmah diwawancarai sebagai bagian dari penyelidikan istana atas tuduhan bahwa Meghan telah menindas stafnya.
Kala itu, Duchess of Sussex dituduh memaksa dua asisten pribadinya untuk mundurk, keluar dari Istana Kensington dalam email internal tahun 2018 yang disebut akhirnya bocor ke surat kabar Inggris The Times beberapa hari sebelum Meghan menjadi bintang tamu acara Oprah Winfrey pada 2021.
Meghan selalu membantah tuduhan tersebut. Pada saat pengaduan pertama kali diajukan, Samantha Cohen adalah sekretaris pribadinya, penasihat paling senior yang melapor ke keluarga kerajaan.
Samantha yang diwawancara surat kabar Australia Herald Sun, disebut mendapat pertanyaan tentang tuduhan intimidasi tersebut. Surat kabar tersebut melaporkan bahwa wanita asal Australia itu mengonfirmasi dirinya adalah salah satu dari 10 staf yang diwawancarai sebagai bagian dari penyelidikan Istana Buckingham atas tuduhan tindakan bully alias perundungan tersebut.
"Saya seharusnya hanya tinggal selama enam bulan (di istana), tetapi tinggal selama 18 bulan karena pihak kerajaan tidak dapat menemukan orang baru pengganti saya dan ketika kami melakukannya, kami mendampingi Harry dan Meghan tur ke Afrika,” jelas Samantha.
Terkait isu bully yang ditujukan pada dirinya, pihak istri Pangeran Harry tersebut diketahui sudah merilis pernyataan resmi. Waktu itu, Meghan dengan tegas menyangkal tuduhan dugaan tindakan penindasan yang dilakukan dirinya.
"Anggap saja ini seperti cara kampanye kotor yang diperhitungkan berdasarkan informasi yang menyesatkan dan berbahaya. Kami kecewa melihat penggambaran fitnah akan Duchess of Sussex ini di outlet media,” bunyi pernyataan Meghan.
Sebagai informasi, Duke dan Duchess of Sussex melakukan tur ke Afrika Selatan pada bulan September dan Oktober 2019, tak lama sebelum keduanya hengkang meninggalkan Inggris menuju Kanada pada bulan November 2019.
Jason Knauf, sekretaris komunikasi Istana Kensington saat itu, mengirim email pada bulan Oktober 2018 ke Simon Case, sekretaris pribadi Pangeran William mengungkapkan kekhawatiran tentang perlakuan Meghan terhadap staf.
"Saya sangat prihatin bahwa Duchess of Sussex mampu menindas dua orang PA (personal assistant) di luar rumah dalam satu tahun terakhir. Perlakuan terhadap X (nama dirahasiakan) sama sekali tidak dapat diterima,” tutur Simon.
The Duchess tampaknya berniat untuk selalu mengincar seseorang. Dia menindas Y [nama dirahasiakan], kami mendapat laporan demi laporan dari orang-orang yang menyaksikan perilaku tidak dapat diterima terhadap Y [nama dirahasiakan,” pungkasnya.
(Rizky Pradita Ananda)