DIREKTUR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Imran Pambudi, MPHM menjelaskan bahwa kondisi hujan yang terjadi saat ini cenderung meningkatkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di masyarakat.
Hal itu lantaran cuaca yang tidak menentu menimbulkan genangan air yang bisa menjadi sarang penyakit bagi nyamuk Aedes Aegypti untuk lebih mudah berkembang biak. Maka dari itu, saat hujan terus menerus masyarakat bisa mengganti air yang ada sehingga dianggap lebih aman.
“Kalau kita lihat sekarang hujannya ini kalau saya bilang aneh, hujan deras selama beberapa hari kemudian panas. Nah ini yang menyebabkan genangan yang ada dari hujan tersebut itu menimbulkan breeding places, menimbulkan sarang-sarang nyamuk yang akan semakin banyak nyamuknya berkembang biak,” ucap dr Imran saat ditemui beberapa waktu lalu, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
“Justru akan lebih aman kalau hujannya itu terus-menerus ada, sehingga airnya akan terganti. Justru hujan yang seperti ini sifatnya itu justru berbahaya terkait demam berdarah,” tuturnya.
Tidak hanya itu, bahkan dr Imran juga membeberkan sejumlah data sebaran kumulatif sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024 yang mencapai 35.556 kasus DBD. Hal itu semakin mengkhawatirkan, sebab 290 pasien DBD diantaranya meninggal dunia.
“Ini adalah data 2024 sampai minggu ke 11, ada lebih dari 35.556 kasus demam berdarah di Indonesia. Sedangkan kasus kematiannya total ada 290 kematian dengan kasus terbesar itu di Jawa Barat ada 94 kasus,” kata dr Imran.
Setidaknya ada lima Kabupaten/Kota saat ini dengan kasus DBD tertinggi di wilayah Indonesia diantaranya yaitu Kota Bandung, Kendari, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, dan Kabupaten Subang. Akan tetapi, jika dilihat dari kematian wilayah paling tinggi terdapat di wilayah Jepara, Bandung, Subang, Kendal, dan Blora.