SEORANG pria memiliki stigma sebagai sosok yang tangguh, pemberani, dan dominan. Alhasil jika ada seorang laki-laki yang lembut maka sering kali diasingkan dan dianggap tidak sesuai dengan kodratnya.
Padahal pria yang cenderung lebih lembut itu biasanya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah hormon. Dalam tubuh laki-laki maupun perempuan ada yang namanya hormon estrogen dan hormon testosteron.
Namun kadar atau jumlah dominasi hormon tersebut berbeda-beda di setiap orang. Umumnya perempuan memiliki kadar hormon estrogen yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hormon testosteron.
Sedangkan laki-laki umumnya memiliki hormon testosteron yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hormon estrogen. Kedua hal tersebut yang kerap kali membedakan cara berpikir dan juga berperilaku antara laki-laki dan perempuan.

Meski begitu, dokter sekaligus praktisi Neuroparenting Skill, dr. Aisah Dahlan mengungkap bahwa ada sebagian laki-laki yang memiliki hormon estrogen yang lebih banyak dibandingkan rata-rata.
“Tapi ada laki-laki yang komposisi hormon estrogennya lebih banyak sedikit dibanding laki-laki yang lain. Itu yang membuat ada laki-laki yang memang dia lebih lembut kalau bicara, lebih senang di rumah, lebih pemikir yang detail, lebih mengalah kan ada yang seperti itu,” kata dr. Aisah dalam podcast Close The Door dikutip dari kanal Youtube Deddy Corbuzier, Rabu (28/2/2024).
Kondisi tersebut yang membuat laki-laki jauh lebih lembut. Dokter Aisah menjelaskan bahwa kondisi tersebut wajar terjadi, sebab dapat dipengaruhi oleh watak dan juga genetik seseorang. Akan tetapi, laki-laki yang cenderung lebih lembut kerap kali dirundung dan dilabelkan masyarakat mirip dengan perempuan.
Perilaku tersebut seharusnya tidak boleh dilakukan karena dapat mempengaruhi hormon yang ada.
“Tapi pada saat kondisinya yang lebih banyak hormon estrogen ini kemudian dari kecil dibilangin orang-orang kayak perempuan. Itu hati-hati hormon estrogennya naik,” tuturnya.