GERAM tak terima dengan ulasan buruk yang diberikan oleh seorang tamu, pemilik Airbnb di Amerika Serikat mengambil langkah ekstrem dengan mengancam membongkar perselingkuhan kepada istri tamu tersebut.
Melansir Daily Mail, Shawn Mackey, seorang pengguna Airbnb yang tinggal di Mississippi, menyewa sebuah rumah di Memphis untuk reuni dengan teman-temannya pada musim gugur tahun 2022.
Namun, masalah muncul ketika Mackey menolak membayar biaya tambahan yang diminta oleh tuan rumah setelah terjadi pelanggaran aturan rumah yang dilakukan oleh Mackey dan beberapa tamu tambahan yang diundangnya.
Mackey diminta membayar biaya tambahan sebesar USD960 atau sekitar Rp15 juta. Pemilik Airbnb, Pamela Fohler mengancam akan mengirimkan foto perselingkuhan kepada istri Mackey yang menampilkan pria itu sedang asyik bersama wanita lain, jika menolak membayar.

Meski Mackey membantah klaim tersebut, Fohler tetap memberlakukan biaya tambahan. Denda atas pelanggaran yang dianggapnya telah dilakukan oleh Mackey dan tamu-tamu tambahan yang diundangnya.
Peraturan yang diajukan Fohler menuntut larangan merokok atau vaping, kebisingan yang berlebihan, tamu yang tidak terdaftar, parkir di depan pintu garasi dan beberapa permintaan lainnya, termasuk hal-hal seperti 'tidak boleh buang air kecil di kolam renang' atau skinnydipping. Mereka juga memperingatkan akan adanya kamera keamanan di luar lokasi.
"Yakinlah, kami akan menjaga rumah Anda dengan baik," kata Mackey melalui email kepada Fohler.
"Semua itu tidak benar," klaim Mackey dalam gugatannya, dan menambahkan bahwa hanya ada satu tamu tambahan yang datang, sehingga ada lima orang di rumah Fohler yang menyangkal adanya pesta, kebisingan, dan umpatan.
Mackey menelepon Fohler dan berbicara dengan suaminya, Jamie, yang mengizinkannya untuk tetap tinggal. Keesokan paginya, Fohler mengonfirmasi kepada Mackey melalui Airbnb bahwa ia akan check-out besoknya.
Mackey mengklaim bahwa ia mematuhi instruksi tersebut, mengira semua masalah telah terselesaikan. Namun, meski demikian, ia memberikan ulasan negatif dan meminta pengembalian dana, yang ditolak. Gugatan mengklaim bahwa Fohler mulai melecehkan Mackey setelah ulasan tersebut, khawatir akan statusnya sebagai 'superhost' Airbnb.
Pada gilirannya, Airbnb menangguhkan akun Mackey sebagai tindak lanjut terhadap insiden ini. Namun, situasi semakin memanas ketika Fohler diduga mengancam akan mengunggah foto-foto tersebut secara online.
Dalam perlawanan terhadap denda yang dituntut darinya, Mackey menolak membayar dan mengklaim bahwa Fohler merespons dengan melakukan pelecehan online terhadapnya.
Ini memunculkan masalah lebih lanjut, termasuk kerugian ekonomi dan masalah dalam pernikahan Mackey.

Mackey lalu mengajukan gugatan terhadap Fohler atas pelanggaran privasi dan penderitaan emosional yang diakibatkan oleh tindakan Fohler.
Perkembangan lebih lanjut dalam kasus ini menunjukkan bahwa baik pengacara Mackey maupun Fohler belum memberikan komentar apapun kepada media terkait situasi ini.
Sebuah mosi untuk penghentian dan arbitrase telah diajukan, sementara Mackey dihadapkan pada tenggat waktu hingga 21 Februari 2024 untuk memberikan tanggapan terhadap tuduhan yang diajukan terhadapnya. Semua hal ini menambah kompleksitas dari kasus yang telah menimbulkan kontroversi di antara kedua belah pihak sekaligus mengundang perhatian media.
(Rizka Diputra)