Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengulik Asal-usul Nama Valentine di Hari Kasih Sayang 14 Februari

Talitha Reina Alfira , Jurnalis-Rabu, 07 Februari 2024 |15:04 WIB
Mengulik Asal-usul Nama Valentine di Hari Kasih Sayang 14 Februari
Ilustrasi (Foto: Pexels)
A
A
A

NAMA 'Valentine' biasanya merujuk pada Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang, sebuah perayaan yang dirayakan oleh sebagian besar masyarakat di seluruh dunia pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya.

Awalnya, tradisi ini berasal dari tradisi Kristen Romawi, Hari Valentine telah merambah ke berbagai budaya sebagai momen untuk merayakan cinta dan kasih sayang.

Bahkan, meskipun asal-usulnya berasal dari budaya Barat, negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim juga ikut serta merayakan momen ini, menunjukkan bahwa cinta tidak mengenal batasan agama atau budaya.

Valentine, yang juga dikenal sebagai Hari Kasih Sayang, memiliki tradisi perayaan yang beragam di setiap negara.

Biasanya, pasangan kekasih merayakannya dengan cara yang unik, seperti saling mengungkapkan kasih sayang, memberikan bunga, cokelat, atau kado spesial lainnya sebagai ungkapan kasih sayang mereka.

Ilustrasi Hari Valentine

(Foto: Pexels)

Mengutip laman Country Living, Valentine dirayakan setiap 14 Februari dengan berbagai alasan, termasuk sejarah festival kuno Lupercalia.

Lupercalia adalah festival kesuburan yang dirayakan oleh masyarakat Romawi kuno, didedikasikan untuk Faunus, Dewa Pertanian Romawi, serta pendiri Romawi, yaitu Romulus dan Remus.

Pada mulanya, pesta Lupercalia biasanya diadakan pada tanggal 15 Februari sebagai perayaan musim semi.

Namun, dengan masuknya agama Kristen ke dalam budaya Romawi, pesta tersebut dipindahkan menjadi tanggal 14 Februari untuk menghormati seorang martir yang dikenal dengan nama Valentine.

Dalam kisah lain, pada abad pertengahan, masyarakat Prancis dan Inggris meyakini bahwa tanggal 14 Februari merupakan awal dari musim kawin para burung. Keyakinan ini memunculkan gagasan bahwa hari tersebut harus dirayakan sebagai hari yang penuh dengan romantisme.

Selain itu, ada kisah lain juga yang menyebutkan bahwa asal mula Hari Valentine terjadi ketika seorang kaisar bernama Claudius II mengeluarkan dekrit yang melarang pria lajang untuk menikah dan membentuk keluarga, dengan alasan lebih baik dijadikan prajurit.

Peraturan yang tidak adil tersebut ditentang oleh seorang pendeta Roma yang bernama Santo St. Valentine. Dengan keberanian yang luar biasa, ia secara diam-diam menyelenggarakan pernikahan bagi para pasangan muda yang ingin menikah.

Namun, akhirnya tindakannya terbongkar, dan Kaisar Claudius II menghukumnya dengan hukuman mati pada tanggal 14 Februari 270 Masehi.

Ilustrasi Valentine

(Foto: Pexels)

Karena peristiwa tersebut, setiap 14 Februari diperingati sebagai penghormatan terhadap Santo St. Valentine. Sejak saat itu, tradisi perayaan hari Valentine terus berkembang, mencapai puncaknya pada abad ke-17 ketika perayaan ini menjadi populer di kalangan masyarakat Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Inggris, Australia, dan Prancis.

Pada pertengahan abad ke-18, Hari Valentine menjadi terkenal dengan tradisi memberikan kartu ucapan tangan kepada keluarga, teman, dan kekasih. Namun, seiring berjalannya waktu, tulisan tangan digantikan oleh kartu ucapan cetak pada awal tahun 1900.

Selain kartu ucapan, pada awal abad ke-18, orang-orang mulai mengadopsi tradisi pertukaran hadiah sebagai bagian dari perayaan Hari Valentine. Itulah sebagian alasan mengapa Hari Valentine dirayakan setiap tanggal 14 Februari.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement