AIMAN Witjaksono mengapresiasi langkah calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo yang berfokus pada program pendidikan yang lebih baik. Menurutnya, apa yang dilakukan cares Partai Perindo itu beda daripada yang lain.
Dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia yang ditayangkan di kanal YouTube Partai Perindo, Rabu (20/12/2023), Aiman menyebut program pendidikan lebih berguna bagi masyarakat, alih-alih hanya menjalankan politik "gula-gula".
BACA JUGA:
Dengan pendidikan yang lebih baik, khususnya lewat program satu keluarga satu sarjana, masyarakat bisa meningkatkan derajat hidupnya, mengentaskan kemiskinan, berkembang, yang pada akhirnya mewujudkan Indonesia yang naik kelas.
"Saya melihat ada perbedaan di Mas Ganjar, Ini bukan memberikan ikan tapi memberi kail untuk bisa mengentaskan kemiskinan. Karena dengan pendidikan, mereka akan tahu, mereka belajar, berkembang, bangsa pun akan lebih maju," ungkap Aiman.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Aiman memberi gambaran jika program yang diusung Ganjar hanya sebatas bagi-bagi makanan gratis saja, itu hanya akan menambah beban APBN dan tidak akan memiliki efek jangka panjang yang berarti bagi masyarakat secara keseluruhan.
Dengan APBN yang terbebani, menurutnya akan berdampak juga bagi pertumbuhan ekonomi, di mana ekonomi Indonesia akan terhambat yang pada ujungnya juga pembukaan lapangan pekerjaan akan tersendat sehingga masyarakat pun sulit sejahtera.
"Kalau soal makan gratis, itu bisa dibilang Rp1 triliun per hari terbuang. Memang untuk makanan, tapi mau sampai kapan. Kita bayangkan kalau Rp 1 triliun sehari itu setahun Rp 360 triliun, belum biaya distribusi dan lain sebagainya. Ini akan membebani APBN, artinya pertumbuhan ekonomi akan terhambat," ujar Aiman.
"Mas Ganjar di sini punya solusi, dari TK sampai kuliah itu gratis. Satu keluarga satu sarjana. Artinya dia diberikan investasi otak yang bisa mengembangkan dirinya, mengangkat derajat keluarga, dan ujungnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mewujudkan bangsa yang lebih maju. Investasi terbaik adalah investasi otak, pikiran, pendidikan," pungkasnya panjang lebar.
(Rizky Pradita Ananda)