PANGGUNG Spotlight Indonesia 2023 yang mengakat tema Culture: Then and Now menghadirkan lebih dari 100 desainer, jenama, dan institusi pendidikan. Mereka menampilkan koleksi ready-to-wear berbasis sustainability dan mengangkat wastra, craftsmanship, dan inspirasi dari budaya Indonesia yang didesain kontemporer dan bercita rasa global.
“Selain memperkuat ekosistem fesyen nasional melalui optimalisasi penggunaan wastra dan konsep sustainability, kami berharap SPOTLIGHT Indonesia dapat memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa produk berbasis wastra dan sustainable itu menarik, tidak harus mahal, dan jauh lebih baik. Serta edukasi kepada para desainer dan pelaku usaha fesyen untuk saling melihat perkembangan tren terkini, memproduksi koleksi yang berkualitas dan layak tampil di runway, dan menjalankan sistem bisnis yang sustainable,” kata Riri Rengganis, Project Director SPOTLIGHT Indonesia, beberapa waktu lalu.
Tahun kedua ini, Spotligth Indonesia kembali memperlihatkan keragaman gaya fesyen unggulan Indonesia yang terdiri dari kategori formal wear, casual/street wear, men’s wear, hingga modest wear yang menerapkan konsep sustainability melalui penggunaan konten lokal seperti wastra dan kerajinan tangan maupun konsep ramah lingkungan.
Salah satu hal menarik adalah kolaborasi Fashion Maranatha Christian University x Keimyung University yang menghasilkan koleksi perpaduan kultur Korea dan Indonesia yaitu pengembangan motif batik tulis Lasem dengan tampilan kontemporer.