Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bakteri Chlamydia Trachomatis Ditemukan di Alat Vital Bayi Korban Pelecehan, Apa Itu?

Dyah Ratna Meta Novia , Jurnalis-Selasa, 21 November 2023 |13:01 WIB
    Bakteri Chlamydia Trachomatis Ditemukan di Alat Vital Bayi Korban Pelecehan, Apa Itu?
Ilustrasi bayi menangis (Foto: Pinterest)
A
A
A

KINI dugaan kasus pelecehan seksual pada bayi 8 bulan menyita perhatian publik. Bahkan viral, paman dari korban ditetapkan sebagai tersangka.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya Kompol Endang Sri Lestari mengatakan, bukti pelecehan seksual yang dialami bayi 8 bulan adalah ditemukannya bakteri chlamydia trachomatis dan gonore (GO) di alat vital korban.

ilustrasi bayi

Banyak netizen yang marah dan mengutuk pelaku yang mana paman korban sendiri.

"Pelakunya sama sekali gak waras! Bayi 8 bulan, lho. Ponakan sendiri itu. Ya Tuhan jahat banget orang itu," kata akun @Ruas**** di akun X @tanyarlfes yang membagikan ulang video TikTok @ditreskrimum.pmj, dikutip MNC Portal.

Di alat vital si bayi ditemukan bakteri chlamydia trachomatis, apa itu?

Dikutip dari Siloam Hospitals, bakteri chlamydia trachomatis adalah bakteri penyebab infeksi klamidia. Itu adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS).

"Bakteri ini dapat menginfeksi beberapa organ tubuh, seperti mata, tenggorokan, leher rahim (serviks), hingga saluran kencing," jelas laporan Siloam Hospitals.

Diterangkan juga di sana bahwa klamidia bisa menyebabkan masalah kesehatan serius bila terlambat diketahui dan tak kunjung mendapat penanganan dengan tepat. Salah satu risikonya adalah menyebabkan infertilitas.

Bagaimana seseorang bisa terinfeksi bakteri chlamydia trachomatis?

Salah satu faktor penyebab seseorang terinfeksi bakteri ini adalah aktivitas seksual tanpa pengaman. Penularan penyakit ini pun tak harus melalui cairan ejakulasi, tapi juga cairan pra-ejakulasi.

Selain akibat aktivitas seksual tanpa pengaman, klamidia bisa juga ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi saat melahirkan.

"Penyakit ini dapat menimbulkan pneumonia hingga infeksi mata pada bayi. Maka dari itu, ibu hamil yang mengidap kondisi ini wajib melakukan tes 3-4 minggu setelah dilakukan perawatan klamidia untuk memastikan perkembangan kondisinya," jelas laporan Siloam Hospitals.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement