Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Vape Disebut Mampu Tingkatkan Risiko Kanker Paru, Mitos atau Fakta?

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Senin, 20 November 2023 |23:00 WIB
Vape Disebut Mampu Tingkatkan Risiko Kanker Paru, Mitos atau Fakta?
Bahaya vape bagi kesehatan. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

PENGGUNAAN rokok elektrik atau lebih dikenal dengan vape sebagai pengganti rokok konvensional masih menuai pro dan kontra.

Anggapan bahwa vape lebih aman bagi kesehatan dibandingkan rokok konvensional ternyata tidak sepenuhnya benar. Baik vape maupun rokok konvensional ternyata sama-sama memiliki risiko bagi kesehatan tubuh, salah satunya kanker paru-paru.

Lantas apa saja risiko kesehatan vape terkait hubungannya dengan kanker paru-paru? Merangkum dari Parkway Cancer Centre, Singapura, berikut penjelasannya.

Banyak anggapan bahwa vaping bisa menjadi pengganti rokok konvensional dengan harapan dapat menurunkan risiko kesehatan termasuk kanker paru-paru. Padahal, berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vape tetap berbahaya bagi kesehatan dan tidak bisa dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat daripada rokok konvensional.

Lantas bisakah vape meningkatkan risiko seseorang terpapar kanker paru-paru?

Vape

Menurut Konsultan Senior, Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre (PCC), dr. Chin, saat ini memang belum ada bukti bahwa vape secara langsung menyebabkan kanker paru-paru. Sebab, sebagian besar pengguna vape adalah perokok aktif atau mantan perokok, sehingga sulit secara akurat menentukan apakah ada efek pada kesehatan yang disebabkan oleh vaping, rokok, atau keduanya.

Selain itu, karena vape tergolong relatif baru, mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun sebelum mendapatkan data konkret tentang efek jangka panjangnya dan hubungannya dengan kanker paru-paru.

"Seperti rokok tradisional, vape juga mengandung nikotin, beberapa dengan konsentrasi yang sangat tinggi sehingga bisa membuat kecanduan khususnya bila digunakan secara teratur, atau sebagai mekanisme penanganan pada saat tertekan," ujar dr Chin, dilansir dari keterangan tertulis yang diterima MNC Portal, Minggu, 19 November 2023.

Lebih lanjut dr Chin mengatakan vape tidak terbakar seperti rokok konvensional sehingga pengguna mungkin secara tidak sadar menghisap vape lebih dari yang mereka sadari. Efeknya, vape yang lebih lama dan lebih sering akan menghasilkan paparan yang lebih besar terhadap bahan kimia beracun.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement