Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta Menarik Surili, Primata Endemik Jawa Barat yang Kian Langka

Yesica Kirana , Jurnalis-Selasa, 24 Oktober 2023 |15:03 WIB
5 Fakta Menarik Surili, Primata Endemik Jawa Barat yang Kian Langka
Surili, hewan endemik Jawa Barat yang terancam punah (Foto: IG/@yoviyop96)
A
A
A

SURILI Jawa atau Presbytis comata, adalah jenis monyet yang berasal dari Jawa Barat. Jawa Barat memang dikenal sebagai daerah dengan keanekaragaman hayatinya yang luar biasa.

Selain itu, surili ini dikenal dengan istilah lain seperti surili Jawa, surili abu-abu, surili beruban, atau surili Pulau Sunda, serta lutung jambul belang, lutung beruban, lutung beruban Jawa, lutung beruban, lutung Jawa, atau lutung Jawa.

Spesies ini memiliki keunikan dalam perilaku bergelantungan di atas pohon, namun sayangnya, surili ini juga menghadapi risiko kepunahan yang serius.

Berikut, 5 fakta menarik surili hewan primata endemik Jawa Barat yang kian langka, sebagaimana dilansir dari Bio Explorer dan sumber lainnya.

1. Pemakan daun

Mamalia primates ini adalah hewan herbivora yang mampu mengonsumsi dedaunan dan mencerna serat tumbuhan, serta selulosa.

Surili

(Foto: Pinterest/@Graham Ekins)

Biasanya, mereka melakukan perjalanan di antara bagian atas pohon-pohon untuk mencari makanan, bahkan mereka dapat melakukan percobaan sebanyak 3-4 kali.

Selain itu, mereka juga dikenal sebagai hewan yang aktif karena memiliki jari-jari yang fleksibel dan enggan meninggalkan kanopi hutan. Sehingga, Surili memiliki kebiasaan suka bertengger di pohon-pohon tinggi.

2. Kepala lebih kecil dari tubuhnya

Surili Jawa memiliki ukuran tubuh yang panjangnya sekitar 43 hingga 59,5 cm. Mereka juga memiliki variasi warna bulu yang berbeda dari jenis monyet lainnya, termasuk bulu berwarna keputihan pada sebagian populasi, dan ada juga yang memiliki bulu berwarna abu-abu gelap hingga mendekati hitam pada populasi lainnya.

Surili Jawa

(Foto: IG/@denny_skeep/DennySetiawan)

Uniknya, kepala Surili lebih kecil daripada tubuhnya, dan mereka memiliki bulu berwarna putih terang di bagian dada dan perut, yang membentang dari dagu hingga ekor yang panjang.

Selain itu, pada bagian beruban mereka memiliki campuran warna bulu yang tebal dan lembut, dan terdapat tungkai yang panjang, wajah kecil, mata bulat yang gelap, serta telinga kecil yang mencolok.

3. Terancam punah

Spesies ini dikenal memiliki pola hidup berkelompok, yang terdiri dari 2-14 individu jantan dewasa, dan berhubungan dekat dengan lutung eboni atau Trachypithecus mauritius yang berasal dari Jawa Barat, dan lutung Jawa Timur atau Trachypithecus auratus.

Menurut International Union for Conservation (IUCN), mamalia ini berada dalam kondisi terancam punah, di mana pada tahun 2020 diprediksi jumlah populasi surili dewasa berkisar 1.400-1.500 individu.

Faktor ini disebabkan oleh pengurangan habitat asli mereka, seperti penebangan hutan, konversi lahan hutan, dan lainnya. Sehingga, diperlukannya upaya pelestarian terhadap spesies ini.

Surili

(Foto: IG/@arnovbirding)

4. Habitat persebaran surili

Monyet daun beruban ini biasanya hidup di kawasan hutan hujan, hutan pantai, bakau, dan hutan pegunungan dengan ketinggian sekitar 2.000 mdpl.

Tetapi, spesies ini dapat ditemukan juga di wilayah hutan dan kebun seperti di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan sebagainya.

5. Berperan dalam ekosistem

Mamalia ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis, dengan berperan sebagai penyebar benih tumbuhan dan menjadi mangsa bagi beberapa spesies lainnya.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement