PATAH hati memang sangat tidak mengenakan. Apalagi ketika itu menimpa perempuan, rasa sakit yang lama akan sulit disembuhkan.
Untuk itu, Marchella FP hadir membantu sembuhkan luka patah hati para perempuan melalui karya terbarunya yang berjudul Tabi. Buku ini merupakan novel grafis pertamanya.
Melalui buku ini, Marchella menciptakan sosok TABI, potret perempuan-perempuan Indonesia yang terbiasa untuk menyimpan lukanya. Namun, pada akhirnya dia menceritakan satu demi satu kisahnya lewat perjalanan ke Jepang.
“Tabi adalah perempuan Indonesia yang mungkin banyak dari kita tidak pandai menyembuhkan lukanya dan lebih banyak menyimpan ‘Yaudahlah memang tanggung jawab gue di dunia untuk memenuhi kewajiban’ dan pada akhirnya berserah ‘Yaudahlah takdir gua begini, enggak ada yang gua kejar’,” ucap Marchella dalam konferensi pers di Astha District 8 Mall, Jakarta, Jumat (14/10/2023).
Buku ini akan membawa pembaca melihat perjalanan tentang patah hati TABI, baik itu tentang luka masa kecilnya atau kisah cinta tiga kali yang dialami dalam hidupnya.
Selain itu, melalui buku TABI, Marchella pun mengajak pembacanya untuk menyembuhkan luka bersama-sama. Sebab, ketika luka tersebut tidak disembuhkan, maka dia akan terus ada di sekeliling kita.
“Katanya manusia akan menemukan luka yang sama berulang jika dia tidak menyembuhkan lukanya. Jadi misalnya, ada luka sama bapak, maka orang itu akan menemukan orang yang mirip sifatnya dengan bapaknya di sekitarnya. Jadi luka lama yang berulang," tutur Marchella.
“TABI ini memberikan potret atau contoh kalau dengan proses dia menyembuhkan lukanya, ternyata jadi proses dia menemukan dirinya,” ujarnya.
Marchella menjelaskan jika di bagian akhir TABI berhasil menyembuhkan luka bisa menjadi salah satu obat bagi para pembaca untuk turut menyembuhkan luka dalam hidupnya.
“Endingnya (buku TABI) aku bolak balik revisi, penutup ini jadi closure perempuan. Jadi melegakan untuk para perempuan yang telah baca,” ucap Marchella.

Pada kesempatan ini, Marchella juga menjelaskan jika karya terbarunya ini sangatlah berbeda dengan yang sebelumnya. Pertama, dalam karya sebelumnya, penulis Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini tidak pernah menuliskan kata cinta pada buku yang dibuatnya. Namun, kali ini dirinya mencoba keluar dari zona nyaman.
“Aku ngerasa kalau aku melakukan hal yang sama, aku tidak akan membuat sesuatu yang baru . Dari situlah, aku bingung bikin apa lagi, jadi kaya NKCTHI di luar prediksi. Jadi bikin apalagi yang bisa lebih baik dari sebelumnya,” ujar Marchella.
Sampai pada akhirnya dia menonton Drama Korea Yumi's Cells yang bercerita tentang kisah cinta perempuan 30 tahunan. Selain itu, dirinya pun membaca buku Baca buku Alchemist dan menemukan satu kalimat yang mentriggernya, yakni “Kebohongan terbesar di dunia kalau takdir itu diberikan bukan diusahakan. Dua hal tersebut akhirnya disatukan menjadi TABI.
Karyanya kali ini pun berbeda dari sebelumnya karena novel ini memiliki cerita yang lebih panjang daripada novel lainnya. Hal ini lantaran Marchella tidak ingin disebut sebagai penulis quotes.
(Endang Oktaviyanti)