KERIS Kanjeng Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro lama menghilang. Tapi, keris yang konon sakti tersebut kini sudah kembali ke Indonesia dan masyarakat bisa melihatnya di Museum Nasional Jakarta.
Setelah 150 tahun hilang dari Indonesia, pada 2021, keris tersebut untuk pertama kali dipamerkan di Museum Keris Nusantara, Kota Solo, Jawa Tengah, dalam rangka Pekan Keris Indonesian Keris For The World 2021.
Keris pusaka milik Pangeran Diponegoro itu dipamerkan lengkap dengan sarungnya dalam kotak kaca di ruangan khusus.
BACA JUGA:
Keris Kanjeng Naga Siluman terbuat dari besi hitam dengan 11 seluk. Ganduk atau gagangnya berbentuk kepala naga, kemudian badan naga memanjang mengikuti bilah, dan warang keris bentuk ladrang atau branggah.
Sebelum dikembalikan ke Indonesia, keris Kanjeng Naga Siluman tersimpan di Museum Volkenkunde, Belanda selama 150 tahun.
Kisah keris itu sampai ke Belanda bermula dari era kolonial. Bendara Raden Mas Mustaha atau masyhur dengan nama Pangeran Diponegoro merupakan pemimpin Perang Jawa melawan pemerintah Hindia Belanda pada 1825-1830 Masehi.
Pasukan Belanda berhasil menangkap Pangeran Diponegoro di Magelang, pada 28 Maret 1830, kemudian diasingkan ke Manado dan wafat di Makassar.
BACA JUGA:
Nah, saat Pangeran Diponegoro ditangkap, pasukan Belanda turut menyita keris Kanjeng Naga Siluman. Kemudian Kolonel Jan-Baptist Cleerens, komandan pasukan Belanda dalam Perang Jawa, menyerahkan keris pusaka itu kepada Raja Willem I pada 1831 sebagai hadiah dari Nusantara.
Keris itu kemudian diserahkan ke Koninklijk Kabinet van Zeidzaamhende (KKZ). Namun, pada 1883, kabinet Kerajaan Belanda itu bubar dan memindahkan semua koleksinya ke 7 museum di Belanda.
Setelah sempat jadi teka-teki alias misteri, belakangan terungkap bahwa bahwa keris Kanjeng Naga Siluman ternyata tersimpan di Museum Volkenkunde.
Selasa 10 Maret 2023, Raja Belanda Willem Alexander dalam kunjungannya ke Indonesia mengembalikan keris Kanjeng Naga Siluman Pangeran Diponegoro kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor.
Proses pengembalian keris melalui tahapan verifikasi yang panjang.
Menurut anggota Komite Repatriasi Benda Sejarah dan Budaya Indonesia, Dr. Sri Margana, M.Phil, ketika keris tersebut dipindahkan ke Leiden, dokumen-dokumennya sempat hilang, sehingga harus dilakukan prove and research untuk menentukan di mana keberadaannya yang asli.
Proses ini pun melibatkan tim riset dari beberapa ahli kurator dan sejarah arkeologi Belanda serta verifikator dari Austria.
Hasil verifikasi diketahui bahwa ada kesamaan tokoh dengan keris tersebut. Disimpulkan bahwa keris Kanjeng Naga Siluman itu memang keris asli milik Pangeran Diponegoro.
(Salman Mardira)