Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Inspiratif Mbah Jum, Viral Nenek Tunanetra Penjual Tempe yang Hafal Alquran

Destriana Indria Pamungkas , Jurnalis-Kamis, 17 Agustus 2023 |16:42 WIB
Kisah Inspiratif Mbah Jum, Viral Nenek Tunanetra Penjual Tempe yang Hafal Alquran
Ilustrasi Kisah Inspiratif Mbah Jum (Foto:Freepik)
A
A
A

KISAH inspiratif Mbah Jum, seorang nenek tunanetra penjual tempe ternyata hafal Alquran telah viral di media sosial. Hal ini dikarenakan unggahan seorang penulis bernama Irene Radjiman.

Pada 2018 lalu, Irene Radjiman sebenarnya pernah membagikan kisah ini di akun Facebook pribadinya. Namun, pada 2023 ini kisah Mbah Jum kembali viral setelah Irene mengunggah kisah tersebut lagi di Instagram dan TikTok.

Lantas, bagaimana kisah inspiratif Mbah Jum?

Dikutip dari akun Instagram @irene.radjiman, pertemuannya dengan Mbah Jum terjadi sekitar tahun 2008 silam saat ia dan suaminya berlibur ke Yogyakarta. Mbah Jum sendiri merupakan seorang nenek tua yang mengalami tunanetra dan berprofesi sebagai pedagang tempe.

Setiap pagi, Mbah Jum selalu dibonceng oleh cucunya untuk berjualan ke pasar. Menurut Irene, Mbah Jum memiliki kebiasaan yang berbeda dengan pedagang lainnya di pasar tersebut.

“Sambil menunggu para pembeli datang, di saat pedagang lain sibuk menghitung uang dan ngerumpi dengan sesama pedagang, Mbah Jum selalu bersenandung sholawat," ujar Irene.

Irene berbincang dengan cucu Mbah Jum dan mendapati fakta bahwa Mbah Jum setiap hari hanya berjualan selama 2 jam. Ia pulang lebih awal daripada pedagang lainnya.

“Tidak sampai 2 jam dagangan tempe mbah Jum sudah habis ludes. Mbah Jum selalu pulang paling awal dibanding pedagang lainnya.” lanjutnya.

Lebih lanjut lagu, Irene menjelaskan jika sebelum pulang Mbah Jum selalu meminta cucunya untuk menghitung uang hasil dagangan. Jika pendapatannya lebih dari Rp. 50 ribu, maka Mbah Jum akan meminta cucunya untuk memasukan uang lebihan tersebut ke dalam kotak masjid.

Menurut sang cucu, Mbah Jum setiap harinya membuat tempe dengan modal Rp. 20 ribu dengan jumlah tempe yang selalu sama. Sehingga penghasilan Mbah Jum paling banyak harusnya Rp. 50 ribu. Jika lebih, maka Mbah Jum menganggap itu milik Gusti Allah dan harus dikembalikan lagi ke masjid.

Saat ditanya kenapa penghasilan Mbah Jum bisa berbeda-beda jika jumlah tempe yang dibawa selalu sama, sang cucu menjelaskan jika hal itu terjadi karena banyak pembeli yang memberi lebihan uang kepada Mbah Jum.

“Karena simbah tidak bisa melihat, simbah selalu bilang, ambil sendiri kembaliannya. Tapi mereka para pembeli itu selalu bilang, uangnya pas kok mbah, ga ada kembalian. Padahal banyak dari mereka yang beli tempe 5 ribu, ngasih uang 20 ribu. Ada yang beli tempe 10 ribu ngasih uang 50 ribu. Dan mereka semua selalu bilang uangnya pas, ga ada kembalian.” jelas cucu Mbah Jum.

Mbah Jum rupanya tak hanya seorang penjual tempe. Di kampungnya, ia juga sering menjadi tukang pijat bayi dan anak-anak. Selain itu, Mbah Jum juga kerap membantu memulihkan kesehatan orang dewasa yang kesleo, memar, patah tulang, dan lain-lain.

Menariknya, Mbah Jum tidak pernah mengantongi penghasilannya. Karena 100% pendapatannya akan diberikan ke kotak amal. Alasannya pun sangat mengejutkan, yakni Mbah Jum merasa jika sebenarnya ia tak bisa memijat dan jika pasien datang kepadanya lalu sembuh maka itu semua karena Allah. Karena itulah, bayaran tersebbut lebih tepat diberikan kepada Allah.

Nenek yang tinggal bersama 1 cucu kandung dan 4 cucu angkat dari anak-anak yatim piatu ini rupanya telah mengalami tunanetra sejak lahir. Kendati demikian, Mbah Jum hafal 30 juz Alquran.

“Saya ini orang kampung. Tidak bisa melihat apapun dari bayi. Alhamdulillah kehendak gusti Allah, saya diberi keberkahan, bisa hafal Al-Quran. Gusti Allah itu benar-benar adil sama saya,” kata Mbah Jum dalam bahasa Jawa.

Demikian kisah inspiratif Mbah Jum, viral nenek tunanetra penjual tempe yang hafal AlQuran.

 (RIN)

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement