Dalam tradisi ini, para abdi dalem menguras dan membersihkan empat buah tempayan air pusaka yang berada di gerbang Makam Sultan Agung.
Setelah berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, para abdi dalem Kraton Surakarta menguras dua buah enceh yakni Kyai Mendung dan Nyai Siyem. Kemudian abdi dalem Kraton Yogyakarta menguras air dari tempayan bernama Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti.
Tradisi Nguras Enceh di Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri selalu dipadati pengunjung dari Yogyakarta maupun daerah sekitarnya.
Sebagian pengunjung mencuci muka dengan air luapan enceh dan sebagian lainnya memasukkan air ke dalam botol untuk dibawa pulang, karena meyakini air tersebut dapat menjadi tolak bala dan menyembuhkan berbagai penyakit.
(Salman Mardira)