Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Siapa Saja yang Berisiko Alami Henti Jantung? Kondisi Kritis yang Sempat Dialami Ibunda Oki Setiana Dewi

Pradita Ananda , Jurnalis-Minggu, 23 Juli 2023 |15:00 WIB
Siapa Saja yang Berisiko Alami Henti Jantung? Kondisi Kritis yang Sempat Dialami Ibunda Oki Setiana Dewi
Oki Setiana Dewi dan ibunda, (Foto: Instagram @okisetianadewi)
A
A
A

OKI Setiana Dewi baru saja melewati masa-masa menegangkan, sebab sang ibunda tercinta, Yunifah Lismawati sempat kritis karena terkena serangan jantung.

Tak hanya itu, Yunifah sempat mengalami henti jantung dan koma hingga dilarikan ke ICU. Saat ini, ibu Oki Setiana Dewi sudah dipulangkan ke Indonesia dan masih dirawat di ICU lantaran masih harus dalam pantauan dokter.

"Kan ibu memang ada jantung, jadi sampai hari ini masih pengobatan lanjutan. Habis henti jantung kan, jadi masih harus diawasi 24 jam," kata Oki Setiana Dewi.

Henti jantung atau Cardiac Arrest merupakan kondisi masalah jantung yang serius, dikenal juga sebagai kematian jantung mendadak. Jantung diketahui dikendalikan oleh impuls listrik, kemudian ketika impuls ini berubah pola, detak jantung menjadi tidak teratur yang disebut aritmia. Henti jantung terjadi ketika irama jantung ini berhenti.

Terkait faktor risiko, kondisi jantung dan faktor kesehatan tertentu memang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami henti jantung. Melansir Healthline, Minggu (23/7/2023) yang sudah ditinjau secara medis oleh Debra Sullivan, Ph.D., MSN, mari simak faktor risiko akan henti jantung.

1. Orang dengan penyakit jantung koroner: Jenis penyakit jantung yang dimulai di arteri koroner. Arteri ini memasok otot jantung, ketika arteri tersumbat maka jantung tidak menerima darah. Ini yang membuat jantung jadi berhenti bekerja dengan benar.

2. Orang dengan jantung besar: Memiliki jantung besar yang tidak normal menempatkan orang tersebut pada risiko tinggi henti jantung. Jantung yang besar kemungkinan bisa tidak berdetak dengan benar, selain itu otot juga jadi mungkin lebih rentan terhadap kerusakan.

3. Katup jantung tak beraturan: Ini bisa katup jantung bocor atau menyempit, artinya darah yang bersirkulasi melalui jantung membebani bilik dengan darah atau tidak memenuhi kapasitasnya.

4. Orang dengan penyakit jantung bawaan: Beberapa orang terlahir dengan kerusakan jantung alias masalah jantung bawaan. Henti jantung mendadak dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan masalah jantung yang serius.

5. Masalah impuls: Masalah pada sistem kelistrikan jantung bisa dapat meningkatkan risiko kematian mendadak karena henti jantung pada seseoranga. Kondisi seperti ini dikenal sebagai kelainan irama jantung primer.

6. Faktor lain: Gaya hidup tak sehat seperti merokok, kegemukan, ada tekanan darah tinggi, punya riwayat keluarga dengan penyakit atau serangan jantung, berusia di atas 45 tahun (pria) dan di atas 55 tahun (wanita), pria, hingga rendahnya potasium atau magnesium dalam tubuh termasuk dalam faktor-faktor pendukung risiko mengalami henti jantung.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement