DESAINER termana Tanah Air, Didi Budiarjo kembali memamerkan sederet koleksi terbarunya melalui peragaan busana bertajuk Café Society, yang ditampilkan di Grand Ballroom Hotel Mulia Senayan, Jakarta pada 19 Juli 2023.
Untuk koleksi kali ini, Didi memfokuskan rancangan pada era desain yang hampir belum pernah ia besut, yaitu gaya tahun 1980-an.

Ia lantas menerapkannya ke seluruh 55 look gaun cocktail dan gaun-gaun malam elegan khas Didi Budiardjo yang dihadirkan malam itu. Penampilan para mode juga kian dramatis dengan penggunaan headpiece karya desainer asal Irlandia, Michelle Kearns.
Serapan style dari Lady Diana, Madonna, hingga Grace Jones, ditebarkan di sejumlah gaun berupa unsur off shoulder, big shoulder, dan vest.

Warna-warna vibrant khas tahun 1980-an hadir seperti warna merah, kuning, oranye, hijau, biru, serta kontras tinggi warna hitam dan putih.
Salah satu karakter Didi Budiardjo adalah pemilihan bahan-bahan yang mewah, juga bahan vintage dari koleksi pribadi.

Didi menyebut, bahwa kecenderungan fesyen saat ini memang mulai kembali condong ke gaya 1980-an dan 1990-an. Meski harus keluar zona nyaman menciptakan koleksi yang tidak biasa, Didi mengaku tertantang untuk menciptakan koleksi bertema ‘jadul’ namun dengan sentuhan yang kekinian.
“Kecenderungan fesyen sekarang juga ke 1980 dan 1990-an, itu juga yang sedang booming. Jadi kenapa tidak, akhirnya saya angkat. Dan memang suka ditanya juga, apa kamu tidak takut nanti terlihat kuno, dan saya harus berusaha dan bekerja lebih keras untuk membuatnya lebih kekinian,” ujar Didi, saat diwawancara di lokasi, Rabu malam, (19/7/2023).

Melalui tema tersebut, Didi juga tampak ingin bernostalgia dengan salah satu cafe di Paris yang kerap ia kunjungi saat menyenyam pendidikan di fashion di Atelier Fleuri Delaporte di Paris.
Cafe legendaris tersebut bernama Café de la Paix yang lokasinya terdapat di persimpangan Boulevard des Capucines dan Place de l’Opera, kawasan social life yang sohor.
Di café tersebut, pernah berkumpul pesohor kelas dunia, dari mulai sastrawan, sineas, hingga musisi dan bintang film.
Di cafe tersebut, ia lantas kerap memperhatikan tamu-tamu yang datang dengan gaya berpakaian personal masing- masing, berinteraksi sosial, menjadi diri sendiri.
Saat di sana, Didi mengaku kerap merasakan aura legendaris yang masih terpancarkan, sehingga lahirlah pemikiran untuk menciptakan satu koleksi rancangan yang mewakili orang-orang yang beranjangsana.

“Inspirasinya beberapa bulan yang lalu itu memang saya berkesempatan untuk melawat ke Paris dan saya tinggal di salah satu hotel yang sangat legendaris, dimana show-show besar tahun 80-an dan 90-an itu dilakukan. Di cafe itu juga menjadi tempat berkumpulnya para mestro,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Didi juga mengundang 100 siswa dari berbagai sekolah mode di Jakarta dan sekitarnya, untuk menyaksikan gelaran “Café Society”.
Harapannya, ia dapat membagikan semangatnya kepada para siswa sekolah mode, sebagai generasi muda penerus perjuangan fashion Indonesia.
Ia juga ingin memacu semangat para siswa mode tersebut untuk mendapatkan inspirasi dan motivasi dalam menggapai impiannya, sehingga mereka mampu merealisasikan mimpinya ke dalam sebuah karya, untuk kemajuan Fashion Indonesia.
Pengalaman ini telah Didi rasakan ketika bersekolah mode di Paris, dia merasakan bahwa bagaimana rasa antusiasme yang tinggi ketika ada ajakan untuk menonton fashion show secara langsung dari seorang perancang busana.
Baginya, menonton peragaan busana adalah hal yang paling dia tunggu tunggu, sebagai pemacu adrenalin dan semangat dalam dirinya untuk menghasilkan karya terbaiknya.*
(Helmi Ade Saputra)