Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rival Pebulu Tangkis Rudy Hartono, Svend Pri yang Pernah Depresi Berat Hingga Akhirnya Bunuh Diri!

Dyah Ratna Meta Novia , Jurnalis-Jum'at, 14 Juli 2023 |12:06 WIB
Rival Pebulu Tangkis Rudy Hartono, Svend Pri yang Pernah Depresi Berat Hingga Akhirnya Bunuh Diri!
Svend Pri (Foto: National Badminton Museum)
A
A
A

SVEND Pri merupakan eks pebulu tangkis Denmark yang lahir di Kopenhagen pada 18 Maret 1945. Ia pernah tampil di tiga sektor (ganda putra, ganda campuran, dan tunggal putra) itu dikenal memiliki gaya permainan yang ulet dan ingin cepat mendapatkan poin tanpa rally panjang.

Selama kariernya, dia sukses memenangkan banyak gelar mayor dari pertengahan 1960-an hingga pertengahan 1970-an. Bahkan saking hebatnya ia mampu menyaingi legenda bulu tangkis Indonesia, Rudy Hartono. Padahal saat itu, pebulu tangkis tunggal putra Tanah Air tersebut telah mendapatkan sejumlah gelar prestisius di era 1970-an.

 Svend Pri

Kala itu, Rudy Hartono menjadi peraih juara All England terbanyak di dunia. Saking tangguhnya, Rudy Hartono sulit dikalahkan pebulu tangkis lain. Namanya pun tercatat dalam Guinness Book of Records.

Masih di era kejayaan Rudy Hartono pada 1970-an, Svend Pri muncul di sektor tunggal putra hingga menjadi rival abadi legenda bulu tangkis Indonesia itu. Pria asal Denmark tersebut awalnya bermain di sektor ganda putra bersama Svend Andersen.

Prestasi yang gemilang Svend Pri dimulai ketika dirinya berpasangan dengan Ulla Strand di sektor ganda campuran. Setidaknya, Svend Pri/Ulla Strand telah meraih dua gelar juara All England pada tahun 1967 dan 1971.

Kemudian, Svend Pri semakin memantapkan kariernya saat turun di sektor tunggal putra. Svend Pri mampu mengalahkan Rudy Hartono di Piala Thomas 1974 yang berlangsung di Jakarta, meski akhirnya Denmark harus kalah 1-8 dari Indonesia.

Namun sayangnya, Svend Pri dinyatakan meninggal dunia akibat bunuh diri pada 9 Juni 1983. Sebelum bunuh diri ia masalah keluarga dan keuangan setelah karir bulu tangkisnya kelar. Ia juga mengalami masalah rumah tangga dengan sang istri, hingga ia memutuskan bunuh diri di usia 38 tahun.

Sebelumnya Svend Pri diketahui mengalami depresi berat dan sering mabuk-mabukan serta tak jarang menelan obat penenang untuk meredakan kegelisahannya.

Lalu apa saja gejala depresi?

Dikutip dari Ciputra Hospital, berikut ini ciri-ciri depresi yang sering muncul,

1. Kecemasan yang berlebihan

Seorang dengan kecemasan yang berlebihan dengan durasi dan frekuensi yang tidak wajar merupakan salah satu tanda depresi. Ada beberapa momen yang dapat memicu munculnya depresi. Misalnya stres karena tingginya beban kerja yang ada di tempat kerjanya.

2. Perubahan perilaku dan mood secara signifikan

Perubahan mood yang signifikan dan cenderung cepat merupakan tanda lain ciri penderita depresi. Ketika orang disekitar atau dokter sadar akan perubahan mood tersebut, hal ini dapat dipastikan ada sesuatu yang tidak baik dalam diri Anda. Perubahan mood ini mungkin tidak mudah untuk disadari oleh penderita sehingga perlu adanya bantuan orang lain atau dokter.

 BACA JUGA:

3. Kehilangan semangat hidup

Seseorang yang mulai mengurangi intensitas dalam melakukan kegiatan favoritnya merupakan ciri-ciri penderita depresi. Misalnya, tidak lagi melakukan work-out secara rutin atau bahkan tidak ikut berkumpul bersama teman-temannya. Hanya ingin mengurung diri, sangat bersedih dan tak punya semangat hidup lagi.

4. Perubahan pola makan

Pola makan secara tidak langsung berhubungan dengan kesehatan mental seseorang. Ketika seseorang mengalami kenaikan atau penurunan berat badan tanpa ia sadari dan mulai tidak memerdulikan kalori yang masuk. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak baik secara kondisi mentalnya.

5. Kehilangan kepercayaan diri

Setiap orang memiliki hal-hal yang ingin dan perlu untuk dikembangkan dalam dirinya. Namun, ketika seseorang mulai tidak bisa fokus dan menemukan hal apa yang ingin dikembangkan serta terobsesi dengan masa lalunya. Apalagi mulai kehilangan kepercayaan diri yang selama ini dia banggakan maka orang itu dapat diduga sedang menderita depresi.

Nah, jika keluarga atau orang-orang terdekatmu mengalami berbagai gejala depresi, maka sebaiknya segera dibawa ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan bantuan. Jangan sampai melakukan bunuh diri.

(Dyah Ratna Meta Novia)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement