TARIM, Hadramaut, Yaman dikenal sebagai kota sejuta wali. Ia merupakan kota ilmu yang seluruh penduduknya memiliki pribadi luhur dan alim. Tak heran, banyak para wali atau auliya terlahir di kota itu.
Di sana lahir banyak ulama besar dari kalangan alawiyin anak cucu keturunan (dzurriyah) Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam.
Bukan hanya dari penduduknya saja yang banyak dianugerahi karomah karena keshalihannya, masjid-masjid yang ada di kota itu juga banyak yang dikenal keramat atau memiliki keistimewaan di luar akal manusia.
Salah satunya adalah Masjid Baharmi atau yang punya nama lain Masjid Aqobah. Masjid Baharmi merupakan masjid tertua yang terkenal keramat di Kota Tarim.
Masjid Baharmi (Foto: YouTube/Gus Zein Menjawab)
Lokasinya berada di antara permukiman padat penduduk. Masjid ini dibangun oleh seorang ahli fiqih (fuqaha) bernama Syaikh Mas’ud Baharmi sekitar abad ke-6 Hijriah, atau 900 tahun silam.
Karena dibangun ratusan tahun lalu, Masjid Baharmi memiliki arsitektur kuno khas Hadramaut. Uniknya lagi, selain karena sudah tua, masjid ini terlihat semakin kuno karena bangunannya terbuat dari tanah liat.
Bangunannya tidak begitu luas, namun Masjid Baharmi memiliki banyak tiang besar dan lebar. Nah, tiang-tiang itulah yang sampai sekarang menjadi ikon masjid ini.
Lalu, apa istimewanya Masjid Baharmi? Ya, menurut catatan sejarah, di masjid itu terdapat sebuah tiang yang dahulu pernah berbicara seperti manusia.
Anda dapat dengan mudah menemukannya karena tiang tersebut sangat berbeda dari yang lain. Pada lingkaran tiang itu tertulis kalimat yang dipahat dalam tulisan Arab:
هذه السارية التي ردت على المصلي
Artinya: "Inilah tiang yang pernah menegur orang salat,”
Mengutip channel YouTube Santri Bodho, dulu pernah ada seorang ulama besar bernama Syaikh Ali bin Abdullah Baharmi. Saat itu ia memiliki hajat atau keperluan mendesak.
Datanglah ia ke Masjid Baharmi untuk menunaikan shalat hajat namun dalam keadaan sedikit tergesa-gesa membaca ayat Alquran dalam shalatnya.
Tiang Masjid Baharmi (Foto: Twitter/@kim_kimxena)
Peristiwa tak terduga pun terjadi. Tiba-tiba saja terdengar suara lantang dari arah belakang berujar; “Wahai Syaikh, tidak begini cara salat para fuqaha!” demikian bunyi suara itu.
Syaikh Ali pun kaget bukan kepalang mendengar suara lantang itu. Sebab, tak ada seorangpun di masjid itu selain dirinya. Setelah ditelusuri, sumber suara itu ternyata berasal dari salah satu tiang masjid.
Sadar shalatnya belum khusyu' Syaikh Ali kemudian mengulangi dan memperbaiki tatacara (kaifiyah) shalat beserta adabnya sesuai hukum fiqih.
Kisah itu kemudian cepat tersebar ke seluruh penjuru Kota Tarim. Dan untuk mengenangnya, dipahatlah tulisan tadi yang dapat dilihat di Masjid Baharmi sampai sekarang.
Masjid Baharmi juga menjadi saksi atas puluhan generasi, yang telah menjadi tempat beribadahnya para ulama besar dan auliya di zamannya.
Masjid Baharmi (Foto: YouTube/Gus Zein Menjawab)
Selain untuk beribadah, Masjid Baharmi juga kesehariannya berfungsi sebagai tempat pengajian berbagai macam kitab salafunas-shalih, di mana salah satunya ialah kitab karangan Al Imam Al Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad maupun ulama masyhur lainnya.
(Rizka Diputra)