SITUS Warungboto atau Pesanggrahan Rejawinangun di Kemantrén Umbulharjo, Kota Yogyakarta merupakan tempat bersejarah yang sudah jadi lokasi wisata klasik.
Kawasan cagar budaya di tepi Sungai Winongo tersebut adalah tempat peristirahatan sekaligus pemandian Kerajaan Yogyakarta zaman dulu.
BACA JUGA:
Pesanggrahan Rejawinangun dibangun pada tahun 1792 - 1828 oleh Sultan Hamengkubuwono II. Sempat terabaikan, kini situs Warungboto merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang kian populer dan menjadi foto bagi kaum milenial.
Situs Warungboto dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono II ketika dirinya menjadi putra mahkota. Tempat ini digunakan sebagai tempat peristirahatan para raja dan keluarga kerajaan. Selain itu, tempat ini juga digunakan sebagai tempat pertemuan dan rapat kerajaan.
BACA JUGA:
Arsitektur yang dimiliki situs Warungboto sangat khas, dengan gaya bangunan Jawa kuno. Bisa dibilang, mirip dengan arsitektur Taman Sari. Terdapat beberapa bangunan di dalam kompleks Warungboto, seperti pendopo, joglo, dan kolam pemandian.
Selain itu, ada pula beberapa makam kerajaan di dalam kompleks ini, seperti makam Sultan Hamengkubuwono I dan Sultan Hamengkubuwono II.
Sepanjang sejarahnya, ada dua gempa besar yang menyebabkan beberapa bagian dari kompleks ini mengalami kerusakan. Namun, kompleks ini telah direnovasi dan dipugar sehingga dapat dipertahankan sebagai warisan budaya yang penting bagi masyarakat Yogyakarta.
Situs Warungboto juga memiliki potensi sebagai objek wisata dan ruang kesenian. Tempat ini banyak dimanfaatkan sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya, seperti tari Mahasyahdu Titi Laku yang diadakan pada Desember 2022 lalu.

Dengan usianya yang telah ratusan tahun, situs Warungboto merupakan kompleks cagar budaya yang memiliki sejarah panjang dan penting bagi masyarakat Yogyakarta.
Tempat ini tidak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga menjadi tempat pertunjukan seni dan budaya. Dengan potensi yang dimilikinya, Situs Warungboto dapat terus dikembangkan dan dipertahankan sebagai warisan budaya yang penting bagi generasi selanjutnya.
(Salman Mardira)