KUCING adalah hewan paling dekat dengan manusia dan termasuk peliharaan paling populer di dunia. Namun, ada wilayah di bumi yang melarang adanya kucing. Namanya Kepulauan Svalbard di Norwegia.
Lantas, mengapa kucing dilarang di Kepulauan Svalbard?
BACA JUGA:
Svalbard yang terletak sekitar 650 mil dari Kutub Utara dan 500 mil dari daratan Norwegia akan mengalami gelap total tanpa muncul matahari pada saat musim dingin.
Kepulauan Svalbard memang dikenal memiliki beberapa peraturan unik. Misalnya aturan tidak boleh meninggal dan dimakamkan di wilayah itu karena mayat sulit membusuk di wilayah bersalju.
Selain itu, Svalbard juga melarang adanya kucing. Larangan ini diberlakukan pada 1990-an karena kucing dianggap sebagai salah satu hewan yang rentan terhadap infeksi rabies serta echinococcosis atau cacing pitra dari rubah dan tikus yang berisiko menginfeksi manusia.
Tak hanya itu saja, kucing dilarang di Svalbard untuk melindungi kehidupan burung-burung.
Padahal sebelumnya kucing menjadi salah satu hewan yang paling populer di Spitsbergen dan pulau-pulau lain di Svalbard. Namun, sejak larangan tersebut dibuat hanya ada satu kucing yang tersisa.
Kucing tersebut bernama Kesha dan tinggal di Barentsburg, sebuah kota Rusia di pulau Spitbergen. Tidak ada yang tahu persis kapan Kesha mulai tinggal di Baretsburg.
Namun, kabarnya Kesha dibawa oleh orang Rusia dan terdaftar sebagai rubah untuk melanggar larangan kucing yang tak boleh tinggal di Svalbard.

Kesha sendiri merupakan kuciing dengan bulu tebal berwarna kuning jahe. Bentuknya sama sekali tiak mirip dengan rubah, namun otoritas Norwegia tetap diperbolehkan tingga di Svalbard.
Kucing paling terkenal di Norwegia ini memiliki seorang teman manusia yang tinggal di sebuah apartemen dan suka merawatnya. Namun, Kesha tenryata lebih menyukai kebebasan.
(Salman Mardira)