Di masa-masa inilah, Semarang menjadi kota yang dikenal dengan kemajemukannya akibat sentuhan berbagai budaya yang dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Arab, India, Tiongkok hingga Belanda (Eropa).
Kondisi ini lalu menjadi salah satu faktor semboyan Atlas dicanangkan agar masyarakat Semarang bisa menjaga kondisi kota Semarang dengan keindahan dan kemajemukan yang sudah dibangun sejak lama.
Tak hanya pada agama dan kebudayaan, pengaruh dari pedagang-pedagang tersebut juga ada pada keragaman kuliner kota Semarang. Salah satunya adalah lumpia yang merupakan jajanan perpaduan kebudayaan Jawa dan Tionghoa.
Bukan hanya julukan, Kota Atlas telah menjadi semboyan yang digunakan pemerintah kota (Pemkot) selama bertahun-tahun.
Semboyan ini pun digencarkan sejak masa kepemimpinan Muhammad Ismail yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode, yakni dari tahun 1983-1993 dan disetujui oleh Pemerintah Kota Semarang.
(Rizka Diputra)