Berikutnya risiko sedang dengan kemungkinan berpuasa menjadi kurang aman. Terakhir kategori yang risikonya rendah, kemungkinan aman untuk berpuasa.
“Bagi orang tertentu, setiap elemen risiko harus dinilai dan dihitung skornya. Skor yang didapat itulah yang akan menentukan tingkat risiko keseluruhan bagi orang (dengan diabetes) yang ingin berpuasa selama Ramadan,” papar dr. Ikhsan, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (28/3/2023).
Dokter Ikhsan mengingatkan, pengalaman berpuasa Ramadan seseorang bisa bervariasi setiap tahun. Oleh karenanya, stratifikasi risiko perlu update alias diperbarui setiap tahunnya, tujuannya agar puasa yang dijalani tetap aman.
Sebagai informasi penting, orang dengan diabetes disarankan untuk membatalkan puasanya jika mengalami tiga indikator berikut,
1. Kadar gula darah < 70 mg/dL
2. Kadar gula darah > 300 mg/dL
3. Ada gejala hipoglikemia, dehidrasi, atau penyakit akut lainnya.
“Orang dengan diabetes sebaiknya rutin melakukan pemantauan gula darah dengan lebih ketat untuk mencegah terjadinya komplikasi selama berpuasa,” saran dr. Ikhsan
(Rizky Pradita Ananda)