Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Small Frequent Feeding, Metode Tepat untuk Hadapi Anak yang Susah Makan

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Jum'at, 24 Maret 2023 |16:34 WIB
Small Frequent Feeding, Metode Tepat untuk Hadapi Anak yang Susah Makan
Ilustrasi Anak Malas Makan. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

SALAH satu permasalahan yang kerap dihadapi oleh orang tua dalam membesarkan anak adalah mereka susah makan. Kesulitan makan ini pun membuat berat badan anak sulit naik, atau sebaliknya berat badan anak naik drastis karena makanan manis.

Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc. menilai orang tua bisa mencoba metode small freuquent feeding untuk mengatasi balita yang susah makan dan berat badan yang tidak bertambah.

Mulya menjelaskan, metode small frequent feeding adalah menjadwalkan makan setiap 3 jam dalam sehari dengan porsi yang sedikit dan tetap memperhatikan kecukupan nutrisi.

"Ibu harus tingkatkan asupan makannya (pada balita), jadi, small frequent feeding. Sekarang asupan input-nya banyak, tapi output-nya lebih banyak untuk aktivitas (karena) anaknya lagi tumbuh kembang, perkembangan otaknya lagi dikuras dari nutrisinya, kalorinya. Sekarang asupannya dinaikkan setiap 3 jam makan," kata Mulya seperti dilansir dari Antara.

Mulya mencontohkan, metode small frequent feeding bisa diterapkan dengan membuat jadwal sarapan balita pada jam 6 pagi dengan hidangan sereal atau susu sebanyak satu gelas. Kemudian, anak akan makan lagi pada jam 9 pagi dengan porsi gizi seimbang dalam satu piring.

Selanjutnya, anak akan makan utama lagi pada siang hari dan makan kudapan pada sore hari. Mulya menggarisbawahi pentingnya asupan susu pada balita yang susah makan dengan berat badan yang tidak kunjung naik. Susu juga baik untuk dikonsumsi mengingat komponen nutrisi di dalamnya sudah lengkap mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral.

Jika anak tetap enggan makan, Mulya mengatakan orang tua perlu menyuguhkan dua pilihan jenis makanan atau bahan makanan. Dengan cara ini, anak diharapkan tidak menolak setelah melihat pilihan makanan yang berbeda.

"Bikin suasana makan menyenangkan. Misalnya, 'Yuk, sekarang mau makan rotinya sama apa, mau keju atau coklat'. Jadi kasih dua pilihan. Atau misalnya, 'Lauknya mau apa'. Atau mungkin pastanya mau campur sama daging cacah atau mau sama ayam," kata Mulya.

Yang tak kalah penting, imbuh dia, buatlah suasana di meja makan menjadi menyenangkan sehingga anak semangat untuk menyantap makanan yang disajikan. Selain itu, orang tua juga perlu menerapkan kedisiplinan jadwal makan dengan harapan anak bisa mengapresiasi apa yang sudah diberikan saat merasa lapar.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement