SUSAH tidur di tengah malam sering disebut sebagai insomnia. Kondisi seseorang yang memiliki masalah dengan kebiasaan waktu tidur dan tidak memiliki tidur yang berkualitas.
Bagi kita insomnia hal yang lumrah terjadi, apalagi bagi mereka pekerja dalam tekanan dan sampai larut malam. Menurut dr. Rimawati Tedjasukmana, Sp.S, RPSGT sebagai Dokter Spesialis Saraf bahwa tidur sangat berpengaruh pada kesehatan secara menyeluruh.

Jika kurang tidur atau insomnia ada dampak tidak bisa disepelekan mulai dari gangguan ingatan, penyakit jantung, depresi, gangguan sistem kekebalan tubuh (imunitas), diabetes, obesitas dan sebagainya.
"Tadi kalau tidurnya tidak berkualitas atau tidak bisa tidur bisa cemas, depresi bisa jadi pelupa karena ada berhubungan dengan memori. Jangka panjangnya bisa terganggu imunitasnya, gampang sakit bisa menyebabkan kanker karena berkaitan dengan imunitas," ungkap dr Rimawati dalam Webinar Panduan Diagnosis dan Tatalaksana Insomnia di RS Medistra Jakarta, Sabtu (18/3/2023).
"Penyakit jantung berhubungan sekali dengan tidur untuk, diabetes dan obesitas juga berhubungan sekali orang yang kurang tidur. Sebab cenderung akan lebih banyak makan (saat malam hari), kita biasanya begadang cara mau laper ada beberapa hormon yang berubah karena kekurangan tidur," jelasnya.
BACA JUGA:Insomnia karena Menstruasi, Cek Tanda dan Cara Mengatasinya
Jika melansir dari Healthline, insomnia umum juga disebut gangguan tidur, yang bisa dikenali dengan gejala -gejala sebagai berikut, mulai dari bangun terlalu pagi dan menemukan diri Anda tidak dapat tertidur kembali. Menghabiskan banyak malam berbaring terjaga, khawatir tidak akan tertidur.
BACA JUGA:Sulit Tidur Jelang dan Saat Menstruasi? Bisa Jadi Insomnia PMS
Kemudian, pola konsisten dari tidur yang terganggu atau rusak tidak menyegarkan Anda, dan kesulitan tidur setelah tidur di malam hari. Dengan demikian, kita harus memahami apa dampak dari insomnia bagi kesehatan.
Perlu dipahami, ada dua jenis insomnia yaitu primer dan sekunder. Insomnia primer merupakan kondisi masalah tidur yang tidak terkait dengan kondisi atau masalah kesehatan lainnya. Sementara insomnia sekunder, berarti Anda mengalami kesulitan tidur karena kondisi kesehatan (seperti asma, depresi, radang sendi, kanker atau sakit maag), obat atau penggunaan zat (seperti alkohol).
Apabila memiliki masalah tidur seperti insomnia disarankan berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan tentang riwayat kesehatan dan riwayat tidur Anda.
"Mereka mungkin meminta untuk membuat buku harian tidur selama satu atau dua minggu, melacak pola tidur Anda dan bagaimana perasaan sepanjang hari. Mereka mungkin berbicara dengan pasangan tidur tentang seberapa banyak dan seberapa baik Anda tidur, atau juga bisa menjalani tes khusus di pusat tidur," keterangan dalam WebMD.
(Dyah Ratna Meta Novia)