BENARKAH orang Bali dilarang makan sapi? Pertanyaan itu akan dibahas pada artikel kali ini. Bali merupakan daerah yang sangat menjaga adat dan identitas budayanya.
Seperti kita tahu, bahwa daerah berjuluk Pulau Dewata ini sebagian besar masyarakatnya penganut agama Hindu.
Sehingga tak heran jika banyak tradisi yang dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu, termasuk dalam hal memakan daging sapi.
Lantas benarkah orang Bali dilarang mengonsumsi daging sapi? Sapi menurut agama Hindu dianggap sebagai hewan yang mulia dan disucikan.
Hal ini mungkin sama halnya seperti umat Islam yang mengharamkan makan babi atau anjing karena termasuk dihukumi najis menurut syariat.

Dalam peradaban Veda, sapi merupakan hewan suci paling disakralkan. Hewan mamalia ini bahkan digambarkan sebagai wujud 'ibu pertiwi' yang memberikan kesejahteraan di bumi.
Tak heran jika hewan penghasil susu ini menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan umat Hindu.
Mengutip laman Quora, Hindu menganut prinsip desa (tempat), kala (waktu), dan patra (kondisi) sehingga menyebabkan ritual Hindu berbeda-beda tergantung 3 hal tersebut.
Sapi adalah simbol kehidupan di mana, terutama di India, mereka sangat membutuhkan produk sapi selain daging, seperti tenaga untuk membajak sawah, susu, dan mentega. Jadi sapi lebih berguna dalam keadaan hidup dibandingkan disembelih untuk dimakan dagingnya.
Sedangkan prinsip agama Hindu adalah ahimsa, tidak menyakiti sesama mahkluk Tuhan. Jadi, jangankan makan sapi, makan tumbuhan dan hewan dengan menyakitinya bukan level makanan tertinggi (satvika).
Namun, ada juga sebagian yang berpendapat bahwa Bali bukan duplikasi India. Perlindungan atau penghormatan terhadap sapi lebih mewakili etos budaya Asia Selatan ketimbang tradisi Hindu ortodoks.

Daging Sapi (Foto: MLA)
Umat Hindu India menghormati sapi bukan karena alasan sapi sebagai tunggangan Bhatara Siva atau hewan yang sangat dicintai Sri Krisna.
Namun, lebih kepada sapi dipandang sangat mulia karena peran yang mereka mainkan dalam ekonomi agraria.
(Rizka Diputra)