Mengenal Diffuse Axonal Injury yang Dialami David, Korban Penganiayaan Mario Dandy Satriyo
Mengenal Diffuse Axonal Injury yang Dialami David Korban Penganiayaan Mario Dandy Satriyo, jadi informasi penting untuk diketahui. Mengingat cedera di bagian otak ini bisa dialami oleh siapa saja, tanpa mengenal usia.
Diffuse Axonal Injury (DAI) atau yang juga disebut sebagai cedera aksonal difus, secara medis merupakan wujud dari robekan. Melansir laman resmi John Hopkins Medicine, Senin (27/2/2023) robekan yang dimaksud ialah robekan serabut saraf penghubung panjang otak (akson), terjadi saat otak cedera ketika otak bergeser dan berputar di dalam tulang tengkorak.
Robekan serabut saraf ini, maka dari itu umumnya bisa sampai menyebabkan koma. Persis seperti kondisi yang dialami David setelah mengalami penganiayaan di bagian kepalanya, yakni ketika keadaan kesadaran seseorang menjadi ketidaksadaran, sehingga tidak ada rangsangan yang membuat pasien bisa bereaksi.
Tidak semua pasien dengan cedera otak otomatis akan mengalami koma. Kedalaman koma serta waktu yang dihabiskan masing-masing pasien mengalalmi koma, sangat bervariasi. Sebab tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan cedera otak.
(Mengenal Diffuse Axonal Injury yang Dialami David Korban Penganiayaan Mario Dandy Satriyo, Foto: Twitter @seeksixsuck)
Namun bukan hanya koma, DAI juga biasanya menyebabkan cedera pada berbagai bagian otak.
(Mengenal Diffuse Axonal Injury yang Dialami David Korban Penganiayaan Mario Dandy Satriyo, Foto: Twitter @AlissaWahid)
Kasus cedera otak yang parah, diketahui bisa mengakibatkan cacat permanen atau jangka panjang yang mungkin membutuhkan treatment pasca-cedera dan bisa juga rehabilitasi seumur hidup.
BACA JUGA:6 Orang yang Lebih Berisiko Alami Pendarahan di Selaput Otak
BACA JUGA:Bukan Cuma Sakit Kepala, Ini Gejala yang Bisa Timbul dari Pendarahan di Selaput Otak
(Mengenal Diffuse Axonal Injury yang Dialami David Korban Penganiayaan Mario Dandy Satriyo, Foto: Shutterstock)
Efek pertama dari cedera otak, bisa dilihat dari defisit kemampuan kognitifnya, yakni mulai dari koma, kebingungan, mengalami masalah memori dan amnesia, berkurangnya kemampuan memecahkan masalah, ada masalah dalam menilai sesuatu, tak mampumemahami konsep abstrak, terjadinya penurunan kesadaran diri, hingga tidak bisa menerima lebih dari satu atau dua perintah di waktu yang sama
(Rizky Pradita Ananda)
