Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sejarah Stasiun Karawang Peninggalan Belanda yang Masih Berfungsi Layani Kereta Api

Destriana Indria Pamungkas , Jurnalis-Minggu, 26 Februari 2023 |16:00 WIB
Sejarah Stasiun Karawang Peninggalan Belanda yang Masih Berfungsi Layani Kereta Api
Stasiun Karawang. (Foto: ANTARA/Ali Khumaini)
A
A
A

MENGULIK Sejarah Stasiun Karawang. Stasiun kelas besar tipe C yang terletak di Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat ini merupakan peninggalan Hindia Belanda yang masih berfungsi melayani kereta api.

Karawang sejak dulu dikenal sebagai daerah pertanian dan perkebunan. Untuk mengangkut hasil bumi, pemerintah kolonial Hindia Belanda membangun Stasiun Karawang.

 BACA JUGA:Menguak Sejarah Stasiun Kiaracondong Bandung yang Awalnya Hanya Halte Kecil Belanda

Mengutip dari Heritage.kai.id, sejarah Stasiun Karawang dimulai dari pembangunan jalur kereta api rute Jakarta-Karawang yang panjangnya mencapai 63 kilometer. Pembangunan ini dilakukan oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda bernama Bataviasche Ooster Spoorweg Matschappij (BOS).

 

Pembangunan yang dilakukan secara bertahap tersebut selesai pada 20 Maret 1898. Namun karena kekurangan modal akhirnya BOS meminta bantuan pada pemerintah Belanda. Namun, syaratnya adalah setelah jalur selesai dibuat hingga Karawang akan dibeli oleh perusahaan kereta api pemerintah Belanda yakni Staatssporwegen (SS).

 BACA JUGA:Sejarah Stasiun Cikajang, Tertinggi di Asia Tenggara yang Kini Tinggal Kenangan

SS pun mengambil alih jalur tersebut dan melayani pengangkutan hasil olahan karet dari Karawang ke Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu SS juga membuka layanan transportasi untuk masyarakat dengan membuka jalur simpang yang meliputi Cikampek-Wadas, Karawang-Wadas, dan Karawang-Rengasdengklok. Namun saat ini jalur tersebut telah dinonaktifkan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement