Hingga sekarang, perseteruan kedua kelompok silat ini masih sering terjadi terutama pada Bulan Sura (meskipun tidak mematikan dulu).
Perguruan pencak silat Madiun merupakan salah satu pendiri IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) dan sudah dikenal luas karena memiliki banyak cabang bahkan hingga di luar negeri.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hal-hal tersebut merupakan alasan mengapa Kota Madiun dikenal sebagai kota pendekar atau kota pesilat.
Pada tahun 2017, Madiun menambah julukan yang awalnya dikenal sebagai kota gadis menjadi kota pendekar. Julukan tersebut diberikan bukan berarti semua warga di Madiun merupakan seorang pendekar.

Tapi julukan tersebut diberikan karena banyaknya perguruan bela diri yang terdapat di Madiun. Seperti pencak silat, taekwondo, karate, yongmoodo, muaythai, dan lain-lain.
Sekitar 12 perguruan pencak silat ada di Kota Pendekar ini, di antaranya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW), Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti, Persaudaraan Setia Hati Tuhu Tekad (PSHTT), Ki Ageng Pandan Alas, IKS Pro Patria, Persaudaraan Pangastuti Tundung, Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Persinas ASAD, Merpati Putih, Pagar Nusa, dan Cempaka Putih.